Parapuan.co - Mengawali tahun baru, kebanyakan orang membuat resolusi mengenai prioritasnya di tahun 2023 ini, tak terkecuali para ibu yang mengutamakan kebutuhan keluarganya.
Terlebih bagi ibu bekerja yang selain harus melakukan perannya sebagai pekerja, juga menjalani peran lain untuk mencukupi kebutuhan nutrisi buah hati.
Para ibu memang menjadi sosok penting yang memainkan peran kunci pada tumbuh kembang anak di usia dini.
Berdasarkan data dari UNICEF, 1.000 hari pertama kehidupan yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama kehidupan buah hati, adalah periode emas yang akan memengaruhi pertumbuhan mereka hingga dewasa.
Untuk itu nutrisi dan perawatan yang tepat selama 1.000 hari pertama akan memengaruhi kemampuan anak untuk tumbuh dan belajar.
Mengetahui hal tersebut, pemberian air susu ibu (ASI) selama 6 bulan pertama adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah.
Akan tetapi, mengutip dari laman Kemenkes, ibu bekerja cenderung tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga (IRT).
Hal ini disebabkan karena sulitnya mengatur waktu atau kendala kesibukan yang padat. Padahal, menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja atau perempuan berkarier.
"Menjadi working moms saat sedang menyusui adalah tantangan tersendiri, namun bukan berarti tak mungkin untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif," kata dr. S. Tumpal Andreas, M. Ked (Ped), Sp. A sebagaimana dalam press rilis yang diterima PARAPUAN.
Baca Juga: Hari ASI Sedunia, Ketahui 6 Tips Menyusui di Tempat Umum Berikut Ini
"Para ibu yang bekerja dianjurkan memiliki jadwal yang teratur untuk melakukan pumping, sehingga tidak mengganggu pekerjaan lain," tambahnya.
Dokter S. Tumpal Andreas juga menambahkan, bahwa ibu bekerja juga mesti mengetahui dan memanfaatkan tempat penyimpanan sementara ASIP (ASI perah) yang terdapat di kantor.
Penting pula bagi ibu yang bekerja untuk memiliki cooler bag guna menyimpan ASIP selama perjalanan.
Untuk mengoptimalkan pemberian ASI kepada buah hati, ibu memerlukan support system yang berfungsi dengan baik, seperti keluarga dan juga dukungan eksternal yaitu lingkungan kantor.
Ibu bekerja yang menyusui dapat menginfokan kepada personel HRD atau atasan langsung untuk memberikan kebijakan waktu memerah ASI.
Pasalnya, kebijakan kantor merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam keputusan ibu bekerja untuk menyusui bayinya secara eksklusif.
"Ada pula hal-hal yang sepatutnya dihindari oleh para ibu menyusui selama bekerja, seperti mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan rendah gizi yang dapat memengaruhi kualitas ASI, serta membawa dampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayi," tutur Andreas lagi.
"Hal lain yang perlu dihindari adalah inkonsistensi dalam memompa ASI yang dapat menyebabkan kebocoran yang membuat ibu tidak nyaman. Dan yang terpenting ialah tetap menjaga kebersihan dan higinitas sebelum dan sesudah memompa ASI saat berada di luar rumah," lanjutnya.
Selain itu, untuk mengelola stres, beristirahat yang cukup juga turut andil dalam keberhasilan pemberian ASI.
Baca Juga: Pekan Menyusui Dunia, AIMI Beri Dukungan dan Edukasi untuk Ibu Menyusui
Hal ini membuat para ibu bekerja yang menyusui harus terus berlatih membagi prioritas dengan baik.
Mulai dari menyeimbangkan waktu untuk keluarga, pekerjaan, beristirahat, dan juga meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Nah, dengan begitu Kawan Puan yang sedang memberikan ASI eksklusif untuk buah hati bisa memaksimalkannya walau kamu sibuk bekerja.
Baca Juga: Demi Bayi ASI Eksklusif, Ini 7 Persiapan Memompa ASI bagi Ibu Bekerja
(*)