“Perjalanan manusia sejak lahir, hidup hingga akhir hayat, kami tampilkan dalam tiga varian: Ambu, Indriya, dan Suwung, keseluruhan racikan yang merespon karya Sunaryo hanya tersedia secara khusus di Wot Batu,” tambahnya.
Varian pertama dinamakan Ambu, berarti “ibu” dalam bahasa Sunda, yang menjadi simbol awal perjalanan manusia dalam kehidupan.
Racikan ini terinspirasi dari instalasi Batu Indung di Wot Batu, yang berbentuk patung pohon jambu.
Racikan Ambu berbahan jambu, apel, rosella, dan serai, sehingga menghadirkan nuansa yang segar sekaligus menenangkan.
Warnanya merah terang, layaknya aksen yang khas pada karya-karya Sunaryo.
Varian kedua bernama Indriya, atau “indra”. Indra merupakan alat yang digunakan manusia memproses kehidupan di dunia, baik dalam menyerap lingkungannya maupun mengekspresikan dirinya.
Teh Indriya memiliki satu bahan khusus yaitu kemangi, sebagai perlambang budaya Sunda yang menciptakan dimensi rasa dan aroma yang lebih kompleks.
Baca Juga: Viral Es Teh Indonesia Somasi Pelanggan, Ini 4 Dampak Kelebihan Gula bagi Tubuh
Dimensi rasa dan aroma ini diharapkan bisa memicu sensori pengunjung Wot Batu.
Racikan ini pun menggambarkan bagaimana budaya Sunda mempengaruhi sosok seorang Sunaryo.
Varian terakhir adalah Suwung, yang bermakna kehampaan yang sehadir-hadirnya.
Terinspirasi dari makna spiritual dalam Wot Batu, teh Suwung sarat dengan bahan-bahan yang mencerminkan dualisme kelahiran dan kematian.
Teh hijau dan kurma di dalamnya menggambarkan kehidupan, pandan dan serai hadir sebagai perlambang kematian, serta getah pohon kamper mewakili kehidupan setelah kematian.
Pertemuan kelahiran dan kematian, yang saling meniadakan, menghadirkan kehampaan atau “suwung”.
Oza Sudewo yang juga dikenal sebagai seniman teh juga menjelaskan, Wot Batu adalah sebuah mahakarya seni.
Karenanya, kami sangat bangga menjadi partner dalam kolaborasi yang mendukung sebuah pengalaman menyeluruh di Wot Batu ini, mulai dari dilihat, dinikmati, dan dikecap.
"Tiga varian tea blending yang saya hadirkan turut menjadi sebuah karya seni teh yang menggambarkan perjalanan manusia mulai dari sumber kehidupan yang berasal dari Ambu atau Ibu, indriya yang menggambarkan penggunaan indera saat hidup, hingga Suwung yang memiliki filosofi sakralnya kematian," jelas Oza.
Ketiga varian teh kolaborasi Wot Batu dan OZA Sudewo ini hanya dapat dinikmati ketika berkunjung ke Wot Batu dengan ditemani berbagai kudapan khas, dan tentunya, bersama pengalaman menyelami mahakarya Sunaryo yang tak akan ditemukan di tempat lain.
Baca Juga: 5 Tips Memasak Cepat Bakwan Udang Renyah, Cocok untuk Camilan Sore
(*)