Pertemuan ini diadakan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi disrupsi pada kondisi ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19, yang menjadikan tantangan pembangunan ketenagakerjaan semakin kompleks.
"Karena para peserta pada siang hari ini adalah para pelaku usaha baru, maka kebutuhan dari pelaku usaha adalah bagaimana mereka mengimprovisasi, bagaimana mereka mendapatkan informasi jalur dan akses usaha," kata Titik.
Ditegaskan juga olehnya bahwa Kemnaker menyadari pembangunan ketenagakerjaan akan dapat terwujud, apabila semua pemangku kepentingan terkait terlibat aktif.
Keterlibatan tersebut sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergitas dalam pembangunan ketenagakerjaan.
"Saya yakin adanya kolaborasi yang efektif Kemnaker dan industri serta pemangku kepentingan lainnya, dapat menghadapi tantangan pembangunan ketenagakerjaan yang semakin kompleks dan melalui masa sulit pandemi ini," paparnya.
Dalam acara yang sama, Direktur Bina Pengantar Kerja Kemnaker, Nora Kartika Setyaningrum berharap dialog interaktif dapat menjadi referensi atau pencerahan karena menghadirkan narasumber Disnaker, Dinas Penanaman Modal dan Apindo. Termasuk semangat menghadapi isu resesi, yang dibangkitkan oleh motivator.
"Kami berharap dialog secara dua arah agar dapat memahami kondisi saat ini, adanya perubahan fundamental, adanya revolusi industri dan bagaimana kiat-kiat menghadapi pascapandemi," kata Nora Kartika Setyaningrum.
"Bagi pencari kerja yang berusia muda, juga dapat memahami bagaimana caranya menjadi pelaku usaha, kecil, menengah dari narasumber," tambahnya.
(*)
Baca Juga: 6 Alasan Perusahaan Harus Pekerjakan Difabel, Ini Keuntungannya!