Ternyata Ini 3 Alasan Mengapa Perempuan Mudah Marah ke Pasangannya

Saras Bening Sumunar - Minggu, 5 Februari 2023
Alasan mengapa perempuan mudah marah ke pasangannya.
Alasan mengapa perempuan mudah marah ke pasangannya. xijian

Parapuan.co - Ada beragam alasan mengapa perempuan menjadi mudah marah ke pasangannya.

Termasuk ketika mereka diabaikan atau ada hal tertentu yang tidak terpenuhi.

Selain karena diabaikan, ada alasan lain mengapa perempuan menjadi mudah marah ke pasangannya.

Mengutip dari laman Sharon Spanoberikut alasan mengapa perempuan mudah marah ke pasangannya.

1. Tidak Dihargai

Salah satu alasan mengapa perempuan menjadi mudah marah ke pasangannya adalah karena mereka tidak dihargai.

Misalnya ketika laki-laki selalu mengkritik apapun yang dilakukan pasangan.

Alih-alih memberikan kritikan membangun, kritikan ini seakan menjatuhkan.

Kondisi ini tentu membuat perempuan marah karena merasa setiap usaha yang dilakukannya menjadi sia-sia.

Baca Juga: 5 Kalimat yang Harus Dihindari saat Marah pada Pasangan via Chat

2. Diabaikan

Sama dengan laki-laki, perempuan juga ingin diperhatikan.

Contohnya adalah setelah seharian mengurus berbagai hal di rumah dan pekerjaan, perempuan juga ingin mendapatkan perhatian.

Entah sekadar menanyakan bagaimana hari-hari mereka atau bahkan menawarkan pijatan.

Sayangnya, laki-laki tidak terlalu peka dengan kondisi ini.

3. Dikendalikan

Terakhir, perempuan bisa sangat marah ketika mendapati pasangan yang selalu mengendalikan dirinya.

Sebagai contoh, laki-laki mulai melarang pasangannya untuk bertemu teman dan keluarga.

Mencoba membatasi aktivitas perempuan atau bahkan mengontrol apapun yang akan mereka lakukan.

Pada akhirnya, kondisi ini hanya akan membuat perempuan merasa tidak nyaman dan menginginkan kebebasan.

Itu tadi tiga alasan mengapa perempuan mudah marah pada pasangannya.

Apakah kamu pernah mengalami hal demikian?

Baca Juga: Jangan Diam, Lakukan 3 Hal Ini Jika Sahabat Tak Menyetujui Hubungan Asmaramu


(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja