Kerap Disepelekan, Kenali Gejala Mata Tiroid yang Ancam Ketajaman Mata

Maharani Kusuma Daruwati - Selasa, 7 Februari 2023
Mata menonjol atau mata bengkak menjadi salah satu tanda mata tiroid
Mata menonjol atau mata bengkak menjadi salah satu tanda mata tiroid Boyloso | iStockphoto

Parapuan.co - Penyakit mata tiroid dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan mata.

Kondisi ini menyebabkan gejala yang mirip dengan apa yang mungkin terjadi pada mata jika menderita penyakit Graves, suatu kelainan autoimun.

Penyakit Graves dapat menyebabkan hipertiroidisme, yang berarti tubuh melepaskan terlalu banyak hormon tiroid.

Tiroid mata adalah gangguan mata yang menyebabkan peradangan atau pembengkakakan dan kerusakan pada jaringan di sekitar mata, termasuk otot, jaringan lemak dan jaringan ikat.

Penyakit mata tiroid ini merupakan kondisi autoimun atau yang terjadi karena sistem kekebalan pelindung menyerang tubuhmu.

Gejala Mata Tiroid

dr. Alia Arianti, SpM., selaku Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center mengungkapkan beberapa gejala mata tiroid yang harus diwaspadai.

Beberapa gejala ini kerap dianggap sepele karena tampak tidak berbahaya.

Berikut ini gejala mata tiroid yang perlu diperhatikan:

Baca Juga: Indra Bruggman Idap Hipertiroidisme, Kenali Gejala yang Muncul

1. Mata kering atau dry eye

2. Kemerahan di bagian putih mata, mata merah terus menerus

3. Mata melotot atau menonjol

4. Mata berair

5. Rasa tidak nyaman pada mata

6. Perubahan kelopak mata.

“Gejala mata tiroid kerap disepelekan karena dianggap umum. Padahal, jika penanganan tidak tepat, penderita mata tiroid juga terancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatannya, hingga terjadi kebutaan,” ungkap dr. Alia, dalam peluncuran layanan baru  JEC Thyroid Eye Center, Selasa (7/2/2023).

Pembahasan mata tiroid tak bisa dilepaskan dari gangguan tiroid; yaitu kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid (yang terletak di leher bagian depan bawah), baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsinya (memproduksi hormon tiroid yang berlebihan/hipertiroid atau tidak mencukupi/hipotiroid).

Baca Juga: Jangan Dikonsumsi Berlebihan, Ini Manfaat Garam sebagai Obat Alami

Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.

Karenanya, kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal, bisa menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Pengidap gangguan tiroid mencapai jutaan orang di seluruh dunia.

Di Eropa, prevalensinya berkisar 0‒8%, sementara di Amerika Serikat antara 1‒3%, dan di Asia Tenggara mencapai lebih dari 25%.

Bahkan, saat ini diperkirakan sekitar 27% dari keseluruhan pasien kelainan tiroid di dunia berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diprediksi, Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di Asia Tenggara (kisaran 17 juta jiwa - atau 6,5% dari jumlah total secara global).

Gangguan tiroid pun menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes melitus di Tanah Air.

Di JEC sendiri, sepanjang 2022 telah menangani 96 kasus mata tiroid.

“Lebih dari 40% penderita gangguan tiroid mengalami komplikasi pada mata, yang acap disebut penyakit mata tiroid. Proptosis atau eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat.

"Satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata,” lanjut dr. Alia Arianti, SpM.

Baca Juga: Park So Dam Idap Kanker Tiroid Papiler, Kenali 5 Jenisnya yang Termasuk Penyakit Langka

Faktor Risiko Mata Tiroid

Perempuan disebut lebih mungkin menderita mata tiroid, namun tidak menutup kemungkinan untuk diidap kaum laki-laki.

Bahkan, meski jarang, dr. Alia menyebutkan bahwa laki-laki dapat menderita mata tiroid lebih parah.

Tak mengenal usia, mata tiroid juga dapat diderita oleh anak-anak, meski jarang terjadi.

Mata tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan di usia produktif, sekitar usia 30-40 tahun.

Kalangan yang memiliki faktor risiko mata tiroid lebih tinggi, antara lain:

- Perempuan

- Perokok

- Usia produktif dan usia lanjut

- Kontrol hormon tiroid yang buruk

- Pasca tindakan radioactive iodine

- Adanya komorbiditas seperti diabetes melitus

- Adanya stresor

- Durasi hipertiroid yang lama.

“Penanganan mata tiroid mesti dilakukan secara menyeluruh karena kaitan eratnya dengan penyakit tiroid yang berdampak pada metabolisme tubuh.

"Artinya, penanganan terhadap pasien mata tiroid harus terintegrasi dengan disiplin medis lainnya. Sebagai yang pertama di Indonesia, JEC Thyroid Eye Center menawarkan layanan terpadu mata tiroid guna membantu pasien mendapatkan kesembuhan yang optimal,” jelas dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng. 

JEC Thyroid Eye Center memiliki gabungan tim dokter antara dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi untuk penanganan kelainan tiroid yang berpadu dengan dokter spesialis mata dalam terapi kelainan mata tiroid dengan didukung oleh fasilitas teknologi yang terkini seperti laboratorium, skrining, USG, serta berbagai fasilitas diagnostik lengkap mata lainnya sehingga terapi dapat secara komprehensif dilakukan untuk membantu pasien.

Hadir perdana di RS Mata JEC @ Menteng, JEC Thyroid Eye Center diperkuat gabungan tim dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi dengan tim dokter spesialis mata yang bekerjasama secara komprehensif menangani kelainan hormon tiroid dan gangguan mata tiroid.

“Manifestasi gangguan tiroid bisa terlihat melalui organ mata - dengan kisaran 40 persen. Karenanya, ‘pemeriksaan rutin’ semakin krusial untuk membantu penanganan mata tiroid sesegera mungkin.

"Apabila kondisi penyakit tiroid dan mata tiroid terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memberi dampak yang memburuk, termasuk turunnya ketajaman penglihatan sampai kebutaan,” tutup dr. Referano Agustiawan, SpM(K).

Baca Juga: Aktris Film Parasite Park So Dam Divonis Kanker Tiroid, Ini 6 Penyebab yang Harus Diwaspadai

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Peran Perempuan Minim, DPR Refleksi Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029