“Dear David membicarakan hal yang sangat universal, yaitu menerima dan mencintai diri sendiri, walau bungkusnya memang film remaja,” terang Lucky Kuswandi, sutradara Dear David.
“Terutama bagi remaja dan di dalam media sosial, mereka selalu membandingkan diri dengan orang lain dan selalu ada tekanan mereka hadapi. Sementara gagasan untuk menyayangi diri sendiri sudah agak jarang dan sulit dilakukan,” sambungnya.
2. Penggambaran Karakter
Laras, David, dan Dilla sebagai tiga karakter utama di Dear David tampil sebagai
remaja dengan pergulatan batinnya masing-masing.
Sembari mencoba mengenali dirinya sendiri, Laras berhadapan dengan latar belakangnya yang datang dari keluarga kelas menengah.
David yang terlihat kalem memendam kecemasan akibat trauma masa kecil.
Si cuek Dilla ternyata juga memendam amarah dan perasaannya.
“Ketika pertama kali baca naskahnya, saya tersadar bahwa Dilla itu karakter protagonis dan antagonis pada saat yang sama. Kepribadiannya punya berbagai lapisan,” kata Caitlin.
Baca Juga: Angkat Kisah Fantasi Remaja yang Realistis, Ini Inspirasi Ide Cerita Film Dear David