Langkah ini disebut Itje Chodidjah sebagai cara diplomasi halus dengan empat negara ASEAN lainnya.
"Indonesia bergabung dengan keempat negara mendaftarkan kebaya sebenarnya sebuah soft diplomacy yang bagus, terlebih Indonesia sebagai ketua ASEAN akan menunjukkan kewibawaannya," tuturnya.
Lebih lanjut, Itje menyebut bahwa tidak masalah jika Indonesia ingin mendaftarkan kebaya ke UNESCO melalui single nomination.
Namun bisa dipastikan kalau pengajuannya tidak akan secepat joint nomination dengan negara lain seperti tahun ini.
Sidang resmi UNESCO terhadap penetapan Intangible Cultural Heritage (ICH) kemungkinan besar akan dilakukan pada November atau Desember.
(*)