Parapuan.co - Ivan Gunawan tak hanya sebagai penyelanggara Garis Poetih saja, tapi sebagai fashion designer ia juga menampilkan karyanya juga utnuk baju lebaran.
Di Pagelaran Garis Poetih 2023, Ivan Gunawan bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional
Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sumba Timur menghasilkan karya bernama Mata Hati.
Ivan menyuguhkan kain tenun Sotis dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur sebanyak 32 koleksi terdiri dari 20 busana perempuan dan 12 laki-laki di fashion show Garis Poetih, di Ciputra Artpreneur (17/02/2023).
"NTT memiliki kain tenun dengan nuansa motif yang sangat berbeda dibanding kain wastra yang lain. Hal inilah menginsipirasi saya untuk menjadikannya sebagai busana pilihan di hari raya," terang Ivan.
Ia juga mengaku bahwa sebagai desainer harus bertanggung jawab dalam melestarikan kain wastra Indonesia.
Koleksi Mata Hati hadir dengan konsep layering, di mana kain tenun NTT dipadukan dengan
organdi, shifon, lace , katun, dan linen yang membentuk busana Resort Wear.
Ivan juga memilih warna-warna soft dalam karyanya kali ini, ada nude, biru dan putih, sehingga tetap kental dengan nuansa lebaran.
"Warna-warna yang kupilih memang soft banget untuk dipakai di hari raya. Semuanya dipadukan layer dalaman atau luaran dari organdi, shifon, lace, katun, linen yang menjadikan
koleksi ini sangat resort," lanjut Ivan.
Tampilan resort di koleksi Mata Hati kali ini sengaja dibuat Ivan yang mana saat lebaran itu juga jadi momen untuk liburan.
Baca Juga: Itang Yunasz Luncurkan Andalucia Garden, Hasil Kerja Sama dengan JNE
"Jadi saya menciptakan desain baju lebaran yang juga bisa dipakai untuk liburan. Selain desainnya yang ringan, bahannya juga ringan dan ngga gampang lecek. Sehingga memudahkan untuk dibawa kemana-mana saat libur lebaran," paparnya.
Ivan juga menghadirkan busana dengan berbagai siluet, seperti jaket, outer, perhiasan, hingga tas.
Ivan juga menambahkan embellishment semacam kristal, payet dan mutiara yang membuat busana-busana ini semakin jelita, serasi, tanpa kesan berlebihan.
"Di sini aku banyak membuat potongan jaket dan karena diaplikasikan pada kain tenun yang sifatnya lebar dan pendek jadi harus aku patchwork," terangnya.
Kalau untuk celana, Ivan sengaja membentuk potongan palazzo yang loose.
Karena menurutnya saat lebaran orang-orang makannya banyak, sehingga dengan potongan pallazo, berpakaian pun jadi lebih nyaman.
"Kemudian aku pakai bahan tulle bordir yang aku aplikasi payet tapi payetnya lebih ringan. Meski demikian tetap dapat efek glam", ujar Ivan.
Tak hanya untuk busana, kain Sotis khas NTT juga dipakai Ivan dalam membuat perhiasan dan tas.
"Kalau perhiasan terinspirasi dari bunga lili jadi perhiasan bentuknya kaya kelopak bunga lili. Jadi masih ada sentuhan bali. Karena kan sama sama dari timur," terangnya.
Sementara untuk tas, Ivan membuat sejumlah model tas tenteng dengan ukuran yang mudah dibawa bepergian.
"Sekarang ini aku lagi suka tas ukuran kecil yang mudah dibawa kemana-mana. Tas tenteng cantik yang bisa dipakai untuk mukenah," tutup Ivan.
Baca Juga: Perjalanan Karier Amelia Rachim, Desainer Perhiasan Pemenang Kompetisi Dunia
(*)