Parapuan.co - Dalam sebuah hubungan asmara, boundaries atau batasan menjadi hal yang penting.
Sayangnya, masih banyak dari kamu yang mengabaikan batasan ini.
Pada dasarnya dalam hubungan asmara, ada beberapa batasan yang penting untuk Kawan Puan ketahui.
Mulai dari batasan fisik, batasan keuangan, batasan seksual, batasan emosioanal, hingga batasan waktu.
Di sisi lain, seseorang yang mengabaikan batasan dalam hubungan asmara akan menciptakan hubungan yang tidak sehat.
Hal lain, batasan yang pudar akan membuat seseorang bertindak seenaknya pada pasangan.
Oleh karena itu, penting bagi Kawan Puan untuk membangun boundaries atau batasan dalam hubungan asmara. Baik itu saat pacaran maupun sudah berumah tangga.
Bicara tentang batasan, Arisan Parapuan 22 pada Kamis (23/2/2023) juga membahas tentang Batasan Sehat dalam Hubungan.
Bersama dengan Kei Savourie, Relationship Coach & Founder KelasCinta.com, Arisan Parapuan episode 22 membahas tentang pentingnya batasan dalam hubungan.
Baca Juga: Arisan Parapuan 21, Ini 5 Step yang Dilalui dalam Memaafkan Diri Sendiri
Pentingnya Batasan dalam Hubungan
Menurut Kei Savourie, boundaries atau batasan menjadi hal yang penting dalam sebuah hubungan.
Menurutnya, hubungan asmara yang disertau batasan akan membuat satu sama lain tetap respect atau saling menghargai.
"Agar pasangan tetap respect," kata Kei Savourie dalam Arisan Parapuan.
Begitupun dengan Kawan Puan, ketika kamu menetapkan sebuah batasan makan pasangan akan menghargai batasan yang sudah diterapkan.
"Dia (pasangan) enggak akan rese. Kia juga jadi respect juga," tambahnya.
Ketika hubungan dijalin tanpa adanya batasan, bukan tidak mungkin jika seseorang akan menerima perlakukan buruk dari pasangannya.
Misal pasangan akan seenaknya meminjam uang padamu.
Atau bahkan mereka memaksamu untuk membalas chat meski kamu sudah mengantuk, hingga hal-hal lainnya.
Kawan Puan, memberikan batasan dalam hubungan asmara penting untuk dilakukan. Bahkan batasan ini perlu dimiliki sejak di awal hubungan.
Baca Juga: Arisan Parapuan 21: Dampak Fisik dan Psikis Jika Sulit Memaafkan Diri Sendiri
(*)