Selain itu penularan juga bisa melalui vektor insekta (serangga), contohnya melalui tungau (flea) atau kutu (tick) yang termakan oleh hewan yang terinfeksi kemudian termakan oleh manusia.
Di mana pada prosesnya, serangga tersebut mentransfer organisme infeksius.
Tentunya penyakit zoonosis sering berakibat fatal, baik bagi hewan maupun bagi manusia.
Akan tetapi, sayangnya kita sering tidak mengetahui bahaya yang mengancam apabila terserang penyakit karena terkadang kurang awas dan tak tahu.
Alhasil, kita baru sadar setelah melakukan pemeriksaan lengkap seperti halnya pada kasus toksoplasmosis.
Pasalnya penyakit zoonosis tak cukup didiagnosis berdasarkan gejala klinis saja, tapi baru bisa dipastikan setelah pemeriksaan darah dengan metode tepat.
Perlu dipahami juga bahwa satwa dan manusia itu sebaiknya tidak hidup berdampingan, terkecuali kita sudah memastikan bahwa hewan tersebut berstatus sehat.
Adapun berbagai langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit zoonosis, antara lain vaksinasi, pemeliharaan yang benar, dan kebersihan lingkungan hewan harus terjaga.
Selain itu, sebaiknya manusia tidak bersentuhan dan tak gegabah dengan satwa liar yang sudah keluar dari habitatnya.
Baca Juga: 7 Satwa Liar Dilindungi Ditemukan di Rumah Bupati Langkat, Ada Orang Utan hingga Monyet Hitam
(*)