Menanggapi hal tersebut, Gregorius Daru Smaragiri, Business Unit Head Morinaga Chil*Go! mengakui peran penting orang tua dalam mencegah kejadian stunting pada anak.
“Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, salah satu caranya memberi asupan nutrisi berkualitas secara tepat, termasuk protein hewani dan nutrisi mikro yang juga mendukung tumbuh kembang anak.
"Orang tua juga perlu mendeteksi dini weight faltering pada anak dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi/panjang badan secara rutin. Jika kenaikan berat badan tidak memadai, segera konsultasikan dengan dokter umum atau dokter anak untuk mengetahui penyebab dan menata pola makan, sehingga anak terhindar dari risiko stunting,” tutur Gregorius Daru Smaragiri, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Masalah perawakan pendek pada anak bukanlah ketakutan utama akibat stunting, melainkan dampaknya pada perkembangan otak.
Tanpa penanganan serius, stunting akan menyebabkan banyak penduduk tumbuh dewasa dengan perkembangan kemampuan kognitif yang lambat, mudah sakit, dan kurang produktif.
dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals menjelaskan kunci mencegah stunting adalah memberi anak asupan nutrisi yang baik, tepat dan sehat.
“Dengan asupan nutrisi yang baik, tumbuh kembang anak akan terjaga, sekaligus mencegah berbagai macam penyakit, dan memperkuat sistem imun anak. Mulai dari pemberian ASI eksklusif sejak kelahiran hingga anak berusia 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan MPASI berbasis protein hewani seperti telur, ikan dan susu yang memang kaya akan protein.
"Kita juga harus mendukung dan mengedukasi orang tua agar selalu mendapatkan informasi akurat mengenai asupan nutrisi yang tepat untuk anak, termasuk dalam mencegah stunting,” papar dr. Muliaman Mansyur.
Baca Juga: Makanan untuk Mencegah Stunting, Ini Pentingnya Protein Hewani