Parapuan.co - Mengatasi autofobia bisa dilakukan dengan cara berikut ini.
Selain itu, membersihkan rumah dari abu vulkanik bisa dilakukan dengan cara ini.
Lakukan take and give dalam hubungan merupakan salah satu kompromi dalam hubungan.
Berikut berita terpopuler Love and Life mulai dari mengatasi autofobia hingga cara lakukan take and give:
1. Cara Mengatasi Autofobia, Ketakutan Berlebih dan Ekstrem akan Kesepian
Autofobia adalah kondisi di mana seseorang merasakan ketakutan ekstrem akan kesendirian atau kesepian.
Meski begitu, kondisi ini bisa muncul tidak hanya saat seseorang dengan autofobia tengah sendirian.
Ketika di tengah keramaian pun, mereka dapat mengalami gejala autofobia yakni badan gemetar, keringat dingin, panik, dan sebagainya.
Lantas, bagaimana mengatasi autofobia jika kondisi ini mulai mengganggu keseharian? Berikut pemaparannya seperti dikutip dari Cleveland Clinic!
Baca Juga: Mengenal Autofobia, Apa Bedanya dengan Kesepian? Ini Penyabab dan Gejalanya
2. Gunung Merapi Erupsi, Simak Cara Membersihkan Rumah dari Abu Vulkanik
Beberapa waktu belakangan ini Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.
Erupsi Gunung Merapi sudah terjadi sejak Minggu, (12/3/2023), di mana warga setempat pun mulai terkena dampaknya.
Melansir Kompas.com, masyarakat di sekitar Merapi mulai terkena dampak abu vulkanik yang dimuntahkan.
Meski hingga Kamis, (16/3/2023) belum ada laporan masyarakat menderita infeksi pernapasan akibat abu vulkanik, tetapi keberadaan abu tersebut tentu sangat mengganggu.
Salah satunya jika serpihan abu vulkanik menempel di lantai dan dinding rumah warga di sekitar lereng Gunung Merapi.
Baca Juga: Komunikasi Jadi Kunci Hubungan Cinta yang Sehat, Begini Melakukannya
3. Hubungan Cinta Butuh Kompromi, Simak Cara Lakukan Take and Give
Di dalam hubungan cinta, setiap individu yang menjalin kasih perlu belajar memberi dan menerima (give and take).
Individu mestinya tidak hanya mau menerima saja sesuatu dari pasangan, atau sebaliknya.
Masing-masing harus mau memberi dan menerima, entah itu berupa kasih sayang, perhatian, barang, dan sebagainya.
Hubungan cinta yang sehat dibangun di atas kompromi, di mana salah satunya memerlukan give and take dari masing-masing.
Pertanyaannya, bagaimana kita berkompromi dengan memberi dan menerima dari dan kepada pasangan?
(*)