Parapuan.co - Sebuah koleksi terbaru yang penuh makna dihadirkan oleh jenama mode lokal Sukkhacitta di momen Ramadan 2023 ini.
Brand fesyen yang terkenal akan semangatnya untuk mendorong sustainable fashion ini merilis koleksi bertajuk KAPAS Tumpang Sari yang tersedia untuk perempuan dan laki-laki.
Menariknya, serupa dengan namanya, koleksi ini menggunakan bahan KAPAS yang dirawat oleh para petani dan ditaman dengan metode tumpang sari.
Diceritakan oleh sang desainer Anastasia Setiobudi, bahwa koleksi ini adalah pengembangan dari koleksi KAPAS sebelumnya.
"Koleksi KAPAS sebelumnya itu inisiatif pertama kita untuk nanam kapas sendiri, dan kapas kita ditanam secara spesial (tumpang sari)," papar perempuan yang akrab dipanggil Ana saat ditemui PARAPUAN.
Metode penanaman tumpang sari yang merupakan warisan leluhur yang mulai terlupakan inilah yang ingin dihidupkan kembali melalui koleksi terbaru Sukkhacitta.
Dengan inspirasi tersebut, Sukkhacitta pun ingin mengajak masyarakat untuk menjadi lebih berkesadaran dan bijak dalam mengonsumsi pakaian.
Untuk desain dari koleksi KAPAS Tumpang Sari ini Ana terinspirasi dari kilas balik masa kecilnya.
Baca Juga: Limbah Pakaian dan Kosmetik Rusak Lingkungan, Ini Cara Terapkan Gaya Hidup Zero Waste
"It's a very nostalgic colletion yang memang aku dedikasikan untuk masa kecil aku," ceritanya.
Sehingga ia ingin menghadirkan beragam busana dan aksesori yang memadukan kelembutan bahan kapas dengan kerajinan bordir tangan.
Dijelaskan juga oleh Ana bahwa tiap bordirannya melambangkan tanaman-tanaman tumpang sari.
Sehingga Kawan Puan akan menemukan bordiran yang menggambarkan pohon mangga, bunga indigo hingga melati.
"Dan ini aku pick memang dari tanaman-tanaman tumpang sari yang sesuai dengan perannya mereka," paparnya yang juga menekankan bahwa bordiran di koleksi ini masih dilakukan menggunakan tangan.
Selain itu, koleksi ini juga tidak menggunakan pewarna tambahan, melainkan memang warna asli dari kapas alami yang ditanam.
Sehingga, seperti dipaparkan Ana, satu pakaian dengan pakaian lainnya bisa bisa jadi memiliki warna yang berbeda.
Adapun koleksi ini menceritakan interpretasi dari perjalanan kilas balik dan kenangan ibu dan juga neneknya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Baju Lebaran Syari di Tokopedia, Cantik dengan Bordir
"Dulu waktu kecil aku sempet tinggal beberapa tahun sama nenek aku. Di ingatan aku ingetnya dia (nenek) selalu pakai kebaya. So it's like dedication for her juga," tambahnya.
“Harapannya, setiap piece dari koleksi ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, layaknya seperti kehangatan seorang nenek atau ibu dalam keluarga yang mewariskan tradisi dan kasih sayang,” ujar Anastasia.
Melalui koleksi ini juga Sukkhacitta ingin menjadi wadah untuk memberdayakan orang-orang yang membuatnya.
Melalui proses farm to closet, pembuatan koleksi KAPAS ini sarat makna dengan menghargai tiap tahap siklus produksi.
Dipaparkan oleh Ana bahwa dalam prosesnya dibutuhkan waktu 180 hari untuk bisa menjadi sebuah pakaian jadi.
Mulai dari menanam, memanen kapas hingga ke proses menjahit sampai menjadi helaian pakaian.
Kapas yang ditanam secara tumpang sari bersama dengan 24 jenis tanaman lain, juga turut menghidupi ekosistem baru yang dapat menyembuhkan bumi, mendukung keanekaragaman hayati, hingga menjadi sumber pangan.
Bersamaan dengan itu SukkhaCitta juga turut menggelar pameran instalasi KAPAS Tumpang Sari yang menampilkan sejumlah proses dan dampak pembuatan pakaian, serta kehangatan hasil karya para petani dan pengrajin lokal dalam bentuk pakaian.
"Sukkhacitta kan zero waste, jadi kita juga menggunakan off cuts dari koleksi KAPAS ini sendiri untuk bikin sesuatu yang merepresentasikan sebuah benih," cerita Ana sambil menunjukkan salah satu bagian dari instalasi yang dipamerkan.
Pameran instalasi KAPAS Tumpang Sari oleh SukkhaCitta dapat dikunjungi di Ashta District 8
Jakarta mulai dari tanggal 30 Maret 2023 hingga 30 April 2023.
(*)
Baca Juga: Tips Membeli Produk Sustainable Fashion untuk Pemula, Perhatikan Ini