Parapuan.co - Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus terkonfirmasi masuk Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi dampak dari subvarian Omicron Arcturus baru akan tampak dalam beberapa minggu ke depan.
"Subvarian Arcturus relatif baru, sehingga dampak dia mengarah pada kelompok rawan ini masih akan kita lihat dalam katakanlah 2-3 minggu ke depan," ujar Dicky.
Lantas siapa kelompok yang rawan terkena Omicron Arcturus?
Dicky mengatakan kelompok yang dimaksud rawan mengidap Omicron Arcturus yakni:
- Orang dengan komorbid atau penyakit bawaan
- Lanjut usia (lansia)
- Anak-anak usia di bawah lima tahun
- Petugas pelayan publik.
Baca Juga: Tips Melindungi Diri dari Covid-19, Termasuk Melakukan Vaksinasi
Tak hanya itu saja, subvarian Arcturus juga dipredikisi menyerang individu dengan imunitasnya rendah karena belum divaksin.
"Kelompok berisiko inlah yang saat ini dan ke depan berkontribusi pada peningkatan kasus itu," terang Dicky.
Ia juga menduga subvarian Arcturus meningkatkan reinfeksi kasus terhadap orang-orang yang sebelumnya penah mengalami Covid-19.
Dicky memprediksi subvarian Arcturus tidak akan menimbulkan gelombang besar Covid-19 seperti sebelumnya, sebab menurutnya imunitas masyarakat sudah lebih kuat.
"Tapi jangan sampai juga ini menjadi overconfidence karena tetap kita harus melindungi kelompok paling rawan," lanjut Dicky.
Dicky mengatakan diperlukan sejumlah langkah untuk mencegah gelombang baru Covid-19 subvarian Arcturus yakni:
- Protokol kesehatan masyarakat perlu diperketat
- Menggunakan masker
Baca Juga: Alami Covid-19 Disertai dengan Komorbid? Ini Hal yang Perlu Dilakukan
- Mencuci tangan.
Dicky menegaskan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru bagi setiap orang.
Selain itu, Dicky berharap pemerintah meningkatkan tes Covid-19 untuk mendeteksi kasus di masyarakat dan memepercepat vaksinasi serta vaksin booster.
"Pemerintah harus menggencarkan namanya booster, khususnya pada orang-orang yang aktif, yang berisiko dari sisi mobilitas pekerjaannya, berisiko dari kondisi tubuh seperti lansia atau komorbid, itu penting untuk mendapatkan booster, apalagi kalau belum divaksin," pungkas Dicky.
(*)