Parapuan.co - Pada Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, biasanya perempuan baik di sekolah dan kantor diminta memakai kebaya.
Perlu Kawan Puan ketahui kalau memakai kebaya itu ada pakemnya, jadi kamu harus tahu apa yang dilarang dan diperbolehkan saat memakai busana tradisional ini.
Jadi kebaya dan kain yang digunakan sebagai bawahan itu tidak boleh sembarangan.
Menjelang Hari Kartini, yuk ketahui pakem pakai baju kebaya:
1. Pasti Kancing Depan
Dilansir dari Kompas.com, Lia Nathalia selaku inisiator gerakan "Perempuan Berkebaya" menyatakan pada dasarnya kebaya adalah pakaian dengan kancing di depan.
"Yang disebut kebaya intinya yang menutup di depan, bukaannya di depan."
Menurutnya, kebaya dengan kancing di bagian belakang itu tak disebut sebagai kebaya.
"Jadi kalau dibuka di belakang bukan kebaya. Fesyen mungkin, tapi kebaya tidak," papar Lia.
Baca Juga: Sambut Hari Kartini, Ini Rekomendasi Kebaya Murah Harga di Bawah Rp 250 Ribu
2. Pakai Kain dari Kiri ke Kanan
Lia mengatakan untuk datang ke acara resmi ada pakem umum yang penting diketahui yakni cara memakai kain tradisional.
Perempuan harus mengenakan kain dari kiri ke kanan, sedangkan laki-laki kanan ke kiri.
Meski begitu, pada beberapa acara resmi di Yogyakarta dan Solo pakem tersebut belaku sebaliknya.
Adapun pakem lainnya yakni saat berkunjung ke keraton Yogyakarta atau Solo, jangan memakai batik bermotif parang.
Pasalnya, semakin besar ukuran parang maka kain tersebut diperuntukkan bagi raja.
Larangan berikutnya yakni tidak memakai batik berwarna cokelat untuk datang ke pernikahan seperti Sido Asih karena umumnya digunakan oleh pengantin.
Lia menyarankan jika ingin tampil aman, sebaiknya memakai batik pesisir seperti Pekalongan, Cirebon, dan Lasem.
Baca Juga: Sukkhacitta Rilis Koleksi yang Padukan Kapas dengan Bordiran Tangan
"Untuk ngakalin misalnya kita enggak tahu, pakailah batik pesisir. Aman, tidak bakal salah," rekomendasinya.
3. Tidak Ada Aturan Khusus Pakai Kebaya dan Kain
Lia menegaskan memakai kebaya dan kain itu sebenarnya tidak rumit karena tidak ada aturan khususnya.
Bahkan Lia pun pernah memadukan kebaya Jawa Tengah dan kain Lombok.
Maka dari itu, orang bisa mix and match kebaya dan kain sesuai selera.
"Saya modifikasi, enggak masalah. Warna juga. Kecuali mau ke acara resmi," ungkap Lia selaku anggota Komunitas Kebaya, Kopi, dan Buku itu.
4. Kebaya Bisa di Semua Bentuk Tubuh
Lia melihat adanya kesalahan persepsi di masyarakat bahwa kebaya harus dipakai oleh orang bertubuh ramping dan ideal.
Padahal dahulu kala banyak orang memakai kebaya berukuran longgar, bahkan dari garis bahu yang turun hingga ke lengan atas.
"Banyak faktor yang membuat orang salah persepsi, dan akhirnya membuat orang jengah dalam berkebaya dan berkain," pungkasnya.
Nah, itu dia tadi beberapa pakem penggunaan kebaya.
Baca Juga: Koleksi Terbaru Sejauh Mata Memandang, Terinspirasi dari Jajanan Pasar
(*)