Pencari Lowongan Kerja Wajib Tahu, Hindari Red Flag Ini saat Nego Gaji

Arintha Widya - Selasa, 25 April 2023
ilustrasi pencari lowongan kerja saat nego gaji
ilustrasi pencari lowongan kerja saat nego gaji nathaphat

Parapuan.co - Ada dua jenis pencari lowongan kerja, yaitu yang sudah berpengalaman dan lulusan baru.

Bagi pencari kerja yang sudah berpengalaman, tentunya melamar pekerjaan baru bisa jadi lebih menantang.

Pasalnya, mereka sudah pernah bekerja dan harus dihadapkan pada pertanyaan mengapa resign.

Dan yang tak kalah menantang ialah ketika negosiasi gaji, di mana pencari lowongan kerja berpengalaman tentu menginginkan gaji yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Terkait masalah gaji, ada pula orang yang menjadi kutu loncat alias pindah-pindah pekerjaan dalam jangka waktu singkat.

Rupanya, ini menjadi red flag yang membuat kandidat justru membuat perekrut berpikir ulang untuk menerimanya bekerja di perusahaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Farina Situmorang, CEO Pensieve ID, dalam sebuah video yang diunggah di Instagram Prakerja.go.id.

Lantas, apa yang menjadi masalah ketika kutu loncat nego gaji di saat ia sudah memenuhi syarat bekerja yang diajukan perusahaan? Berikut infonya!

Meminta Gaji Dua Kali Lipat

Baca Juga: Cara Mengetahui Standar Gaji untuk Profesi yang Akan Kamu Lamar

Farina Situmorang menjelaskan bahwa pencari lowongan kerja yang berpengalaman, terlebih kutu loncat, sering kali meminta gaji lebih tinggi.

Bahkan, tidak jarang dari mereka menginginkan gaji dua kali lipat dari yang ditawarkan meski baru bekerja beberapa bulan saja dari perusahaan lama.

"Kalau dari sisi perusahaan, most likely orang kalau pindah-pindah itu selalu minta gaji yang lebih tinggi," terang Farina.

"Tapi sejujurnya setelah 3 bulan, 6 bulan, apa yang betul-betul kamu tingkatkan dari pekerjaan sebelumnya?" imbuhnya.

"Apakah kamu betul-betul melakukan pekerjaan dengan baik? Ini juga red flags," tutur Farina lagi.

Menurut Farina, hal itu bisa menjadi cerminan bahwa seseorang tidak benar-benar paham awareness terhadap kemampuan mereka sendiri.

Mereka kurang paham bahwa syarat bekerja tidak hanya pengalaman yang tertulis di atas kertas, tetapi tergambar pada apa yang sudah dicapai.

Pencapaian itu harus ditunjukkan secara real dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga perekrut melihat sejauh mana performa kandidat.

Di samping itu, kandidat tidak hanya perlu memperhatikan performa dan pencapaian pribadinya ketika bernegosiasi seputar gaji.

Baca Juga: Diterima di Pekerjaan Pertama, Ini 5 Cara Negosiasi Gaji untuk Fresh Graduate

Bahwasanya kamu mesti pula mempertimbangkan apakah industri sedang down atau tidak.

Apabila kamu meminta gaji besar sedangkan industri tengah lesu, bisa dipastikan perusahaan tidak akan menerimamu.

Bahkan kalaupun diterima, kamu mungkin menjadi salah satu yang terkena PHK apabila terjadi sesuatu dengan perusahaan.

"Kadang-kadang di saat bull market mungkin kamu bisa mendapatkan gaji tinggi," ungkap Farina.

"Tapi saat industri lagi down, tentunya orang-orang ini yang akan pertama di-layoff," tambahnya.

Bila demikian, Farina menambahkan akan sulit bagimu untuk bisa kembali ke salary yang sudah meningkat.

Kiranya, itulah red flag yang harus kamu perhatikan jika berstatus sebagai pencari lowongan kerja.

Mudah-mudahan informasi di atas memberikan gambaran padamu mengenai cara negosiasi gaji yang baik.

Baca Juga: Ini 8 Tips Negosiasi Gaji setelah Lolos Probation untuk Karyawan Baru

(*) 

Sumber: Prakerja.go.id
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru