Parapuan.co - Kawan Puan, akhir-akhir ini beredar tawaran lowongan kerja mengatasnamakan Shopee Indonesia.
Informasi lowongan kerja tersebut menawarkan upah harian kepada calon korban dengan angka yang menggiurkan.
Lowongan kerja yang diduga palsu tersebut disampaikan melalui WhatsApp ini menawarkan gaji puluhan ribu hingga jutaan rupiah untuk satu hari.
Adapun tugas atau pekerjaan yang ditawarkan adalah menyukai dan mengikuti video yang dikirimkan kepada calon korban.
Selain dengan modus menyukai video, ada pula pesan serupa yang mengatasnamakan Shopee dengan tawaran kerja yang berbeda.
Namun, pekerjaannya tidak disebutkan dan calon korban diminta untuk mengklik tautan terlebih dahulu untuk mengetahui detailnya.
Tanggapan dari Shopee Indonesia
Berkaitan dengan hal ini, pihak Shopee Indonesia pun telah memberikan tanggapan.
Melansir Kompas.com, salah satu anggota tim Media Relation Shopee Indonesia telah mengonfirmasi pesan lowongan kerja tersebut tidak resmi.
Baca Juga: Catat, Ini Strategi Mencari Lowongan Kerja Baru Usai Terkena PHK
"Shopee pastikan itu tidak resmi dan mengimbau masyarakat agar berhati-hati jangan sampai menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan Shopee," ungkap salah satu anggota tim Media Relation yang tidak menyebutkan namanya itu.
Lebih lanjut, pihak Shopee menyatakan bahwa jika ada informasi lowongan kerja, akan disampaikan melalui platform pencarian resmi https://careers.shopee.co.id/jobs.
Di samping itu, lowongan kerja dari Shopee juga akan tersedia di portal-portal pencarian kerja resmi.
Sebagai informasi, Shopee Indonesia hanya menggunakan akun WhatsApp bercentang biru yang resmi dan tidak akan menghubungi pengguna Shopee dengan nomor-nomor pribadi.
Untuk itu, Media Relation Shopee meminta masyarakat waspada terhadap segala bentuk penipuan.
Saran dari Pakar Keamanan Siber
Sementara itu, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan penipuan melalui WhatsApp semacam itu termasuk kategori phishing.
Tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan data pribadi para korban dan selanjutnya disalahgunakan demi mendapatkan sejumlah uang.
Misalnya data pribadi terkait nomor rekening, email, dan sebagainya.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keamanan Siber Pengguna, Bank Digital Ini Luncurkan Program Baru
Alfons mencontohkan, korban biasanya akan ditawari penghasilan menggiurkan dari hasil klik palsu yang diklaim menaikkan peringkat atau rating produk di e-commerce.
Awalnya korban memang akan diberi uang, tapi selanjutnya mereka diminta untuk menyetorkan sejumlah dana dengan berbagai alasan.
Salah satunya agar korban bisa memperoleh penghasilan lebih tinggi.
"Aksi mereka cukup rapih, di mana ada tim yang mengumpulkan data melalui WhatsApp dan kalau ada yang menghubungi akan diarahkan ke leader di Telegram," tutur Alfons Tanujaya.
Kemudian, leader inilah yang akan menjalankan aksi eksploitasi data yang diberikan korban.
Alfons menjelaskan bahwa bentuk eksploitasi yang dilakukan bisa bermacam-macam.
Namun, intinya pelaku akan mengumpulkan data akurat korban untuk kemudian dijadikan sasaran phishing, telemarketing, dan scam.
Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat jangan tergiur dengan iming-iming pekerjaan bergaji besar dan sebaiknya tidak mudah memberikan informasi data yang sensitif.
Nah, Kawan Puan juga wajib berhati-hati dan jangan mudah percaya dengan iming-iming mendapatkan uang cepat dan instan, ya.
Baca Juga: 5 Tips Cepat Dapat Uang untuk Beli Tiket Konser Coldplay di Jakarta
(*)