Studi yang ditulis WS Lee dan T. Mckinnish itu mengungkap bahwa kepuasan pernikahan cenderung menurun pada pasangan yang perbedaan usianya terlalu jauh.
Tingkat kepuasan hubungan cenderung lebih stabil pada pasangan yang usianya tidak berbeda atau perbedaannya tidak jauh.
Menurut studi tersebut, pasangan dengan perbedaan usia nol hingga tiga tahun menunjukkan kepuasan yang lebih besar dibandingkan yang jaraknya empat sampai enam tahun.
Demikian pula dengan pasangan yang jarak usianya empat hingga enam tahun, menunjukkan kepuasan dalam hubungan yang lebih besar dibandingkan pasangan yang usianya berbeda tujuh-delapan tahun.
Dari situ, disimpulkan bahwa umumnya, kepuasan pernikahan menurun seiring bertambah besarnya perbedaan usia di antara pasangan.
Satu teori yang didukung adanya bukti dari penelitian di atas adalah, pasangan dengan usia berbeda kurang tahan terhadap guncangan negatif dalam hubungan, termasuk kesulitan ekonomi.
Meski tidak ada pengujian klinis, faktor lain yang tercatat adalah guncangan terkait penyakit, anak-anak, dan masa pensiun.
Perlu juga dicatat bahwa, rata-rata, baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan tingkat kepuasan pernikahan lebih tinggi saat menikah dengan pasangan yang lebih muda.
Namun, kepuasan awal yang lebih tinggi itu bisa saja menghilang setelah enam hingga sepuluh tahun pernikahan.
Baca Juga: 3 Rahasia Hubungan Suami Istri Berjalan Langgeng, Saling Memaafkan