Setelahnya, Tina bekerja di PT Catur Sentosa Adiprana Tbk dan menjadi HR Director.
Masa-masa inilah ia mencapai puncak karier sebagai salah seorang leader perempuan di dunia perbankan.
Akan tetapi di tengah puncak karier, Tina harus resign karena sesuatu alasan pribadi.
Ia mengatakan, "Waktu itu saya harus milih antara karier atau anak. Anak lebih butuh saya, jadi saya resign."
Meski berhenti bekerja, Tina tetap aktif berkarier dan sempat menjadi konsultan bisnis.
Ia bekerja dari rumah sebagai konsultan selama beberapa tahun hingga sang anak masuk ke perguruan tinggi.
Pada 2018, lulusan Master of Leadership dari Universitas Cumbria, Inggris, itu pun diterima di DANA dan ditunjuk sebagai Chief People Officer.
Melihat pengalamannya selama lebih dari 20 tahun di bidang pelayanan pelanggan, keahlian Tina sangat dibutuhkan di DANA.
Ia tidak hanya ahli dalam relasi dengan pelanggan, tetapi juga unggul dalam operasi dan perencanaan bisnis, serta sumber daya manusia.
Baca Juga: Perempuan dalam Ekosistem Fintech sebagai Solusi Inovasi Inklusi Keuangan
Dua tahun setelah bekerja di DANA, Tina menerima penghargaan Indonesia Women Excellence Award 2020.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan terhadap kapabilitas Tina dalam memimpin, menggerakkan, dan menginspirasi para karyawan DANA dalam membantun Cashless Society menuju inklusi keuangan digital di Indonesia.
Perjalanan karier Tina tersebut pun membuktikan, bahwa career gap yang dialaminya karena harus memprioritaskan keluarga bukan berarti akhir dari segalanya.
Apa yang dilakukan Tina pun menjadi inspirasi bagi para ibu untuk tidak pernah patah semangat jika ingin kembali meniti karier ke tangga tertinggi.
Wah keren ya, Kawan Puan? Semoga kamu bisa mengambil pelajaran dari perjalanan karier Agustina Samara di atas, ya.
(*)