Parapuan.co - Sering terdengar istilah simpati dan empati, keduanya ternyata berbeda.
Tak hanya itu, ada beberapa alasan mengapa pasangan selalu menyalahkan dalam hubungan suami istri.
Ada pula jawaban terkait sistem reward yang konon membuat anak jadi materialistis.
Berikut berita terpopuler Love and Life mulai perbedaan empati dan simpati hingga sistem reward pada anak:
1. Sering Tertukar, Ini Pengertian dan Perbedaan Simpati dengan Empati
Kawan Puan, sebagian dari kita mungkin tidak benar-benar bisa membedakan apa itu empati dan apa itu simpati.
Kadang saat mendukung seseorang yang terkena musibah, kedua istilah tersebut kita gunakan bergantian.
Lantas ketika kita menolong seseorang yang butuh bantuan, sebenarnya kita sedang berempati atau bersimpati?
Apa pengertian empati dan simpati? Seperti apa perbedaannya? Simak penjelasan berikut sebagaimana mengutip Psychiatric Medical Care!
Baca Juga: Apa Itu Doxing? Istilah yang Ramai Gara-Gara Artikel Terkait Jaehyun NCT
2. 7 Alasan Pasangan Sering Menyalahkanmu dalam Hubungan Suami Istri
Dalam hubungan suami istri, sebagian orang akan menyalahkan pasangannya untuk berbagai hal.
Apakah Kawan Puan termasuk yang kerap disalahkan pasangan atas banyak hal saat sesuatu tidak berjalan dengan baik?
Jika iya, ternyata ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi mengapa pasangan sering menyalahkanmu.
Berikut beberapa hal yang mungkin membuat pasangan menyalahkanmu dalam hubungan suami istri seperti dilansir India Times!
3. Benarkah Sistem Reward Bikin Anak Jadi Materialistis? Simak Kata Pakar
Baca Juga: Banyak Kebaikan Terjadi, Simak Ramalan Zodiak Bulan Juni Berikut Ini
Orang tua terkadang memakai sistem reward atau memberikan hadiah kepada anak apabila mereka melakukan sesuatu dengan baik.
Misalnya untuk mendorong agar anak bangun pukul 5 pagi, orang tua menerapkan sistem reward dengan memberikan anak uang saku lebih jika ia berhasil bangun di jam tersebut.
Sistem reward tidak harus berupa uang, tapi bisa juga keuntungan lain, seperti membelikan anak mainan, mengizinkan mereka bermain lebih lama, dan sebagainya.
Lantas, sebenarnya bijakkah menerapkan sistem reward kepada anak? Atau hal ini malah akan membuat mereka jadi materialistis?
Daripada bingung, simak jawaban Mona Amin, seorang dokter anak sebagaimana melansir Very Well Family berikut ini!
(*)