Dalam pembuatannya sendiri tenun ikat motif galaran ini dikerjakan menggunakan metode pewarnaan alami dari proses fermentasi buah jalawe, atau yang dalam bahasa latin dikenal sebagai Terminalia Bellirica (Gaertn.) Roxb.
Dijelaskan oleh Bai bahwa penggunaan tenun ikat motif galaran ini tidak ada pakem tertentu.
"Sebenarnya tidak ada pakem sih. Tapi motif ini tuh improvisasi dari motif galaran yang bentuknya tuh kaya gelombang atau agak melikuk," jelas Bai.
Dalam acara press conference yang dihadiri PARAPUAN beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa koleksi ini juga berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia untuk menghadirkan tenun ikat motif galaran ini.
Lebih tepatnya, Cita Tenun Indonesia membina sejumlah perajin tenun di daerah Jawa Tengah untuk membuat motif galaran dengan teknik pewarnaan alam pada rentang 2015 sampai 2016, yang bekerja sama dengan Hivos.
"Beberapa dari perajin tenun yang kita bina, yang diminta oleh ohmmbybai untuk membuat motif galaran ini," jelas Dhanny.
Dipaparkan juga olehnya bahwa motif galaran ini dibuat dengan teknik tenun ikat.
Jika biasanya para perajin di Jawa Tengah membuat tenun dengan motif untuk daerah-daerah lain, seperti Bali atau Papua, maka galaran ini pun menjadi pola yang dikhususkan untuk daerah ini.
"Sehingga waktu kami (Cita Tenun Indonesia) datang membawa para tenaga ahli untuk membina perajin di Jepara, kita mencoba untuk menciptakan motif tenun yang khusus Jawa Tengah, karena mereka belum punya," cerita Dhanny lagi.
Baca Juga: Dipakai oleh Song Kang, Ini Jenis-Jenis Kain Tenun Indonesia
Ditekankan juga oleh Dhanny bahwa tenun ikat motif galaran ini adalah tenun khas Jawa Tengah dengan pola khusus untuk jenama ohmmbybai.
Kawan Puan pun bisa menemui tenun ikat motif galaran di koleksi terbatas yang baru saja dirilis ohmmbybai bertajuk Pelesir, dengan klik tautan berikut ini.
(*)