Parapuan.co – Setelah mencatatkan kinerja bisnis yang baik pada 2021, produsen kosmetik PT Martina Berto Tbk (MBTO) yang merupakan unit bisnis Martha Tilaar Group kembali mencetak kinerja positif pada 2022.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang membahas laporan buku tahun 2022, PT Martina Berto Tbk mencatatkan transaksi penjualan mencapai Rp 360,183 miliar. Nilai transaksi penjualan tersebut ini jauh lebih baik dibanding 2021 yang nilainya sebesar Rp 210,528 miliar.
Selain itu, PT Martina Berto Tbk juga berhasil menurunkan angka kerugian dari tahun sebelumnya. Pada 2021, laba bersih sesudah pajak mencapai minus Rp 148 miliar, sementara pada 2022 angkanya turun signifikan menjadi minus Rp 42 miliar.
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk Bryan David Emil mengatakan, kinerja bisnis PT Martina Berto Tbk pada kuartal pertama 2023 cukup baik, di mana angka penjualan mencapai Rp 112,434 miliar dan laba kotor sebesar Rp 38,679 miliar.
Baca Juga: PT Martina Berto Tbk Tanda Tangani Kerja Sama Distribusi dengan PT Parit Padang Global
“Melihat kinerja bisnis tersebut, kami optimistis prospek kinerja perseroan pada 2023 akan terus bertumbuh,” kata Bryan.
Adapun perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 39 persen dengan nilai kurang lebih Rp 500 miliar pada 2023.
“Kami optimistis bisa mencapai target tersebut dengan menurunkan cost of goods sold (COGS) sehingga operating profit kami membaik. Tahun ini, kami berharap laba bersih usaha bisa berada di angka plus Rp 23 miliar,” imbuhnya.
Bryan memaparkan secara lebih detail bahwa perusahaan akan menurunkan COGS dari 63,04 persen menjadi 61,17 persen. Kemudian, pihaknya akan meningkatkan efektivitas biaya pemasaran dari 23,85 persen menjadi 19,17 persen dan biaya umum dari 21,15 persen menjadi 14,89 persen.
Baca Juga: Jawab Permasalahan Kulit Perempuan Indonesia, Sariayu Martha Tilaar Luncurkan 2 Serum Baru
Fokus pada inovasi produk dan multidistribusi
Untuk memperbaiki kinerja bisnis pada 2023, PT Martina Berto Tbk pun akan fokus melaksanakan strategi pada dua aspek, yaitu inovasi produk dan melakukan multidistribusi yang tepat.
Direktur PT Martina Berto Tbk Kilala Tilaar menjelaskan, inovasi produk dilakukan dengan melakukan rejuvenasi pada desain kemasan dan reformulasi kandungan yang dapat menjawab tren dan kebutuhan kulit di setiap masa.
“Kami senantiasa melakukan perubahan kemasan agar tidak terkesan jadul. Di samping itu, kami juga terus berusaha berinovasi mengejar tren yang ada, seperti menghadirkan produk untuk menjaga skin barrier atau menciptakan kulit yang sehat dan glowing. Semua kami lakukan dengan tetap mempertahankan kealamian (kandungan) khas Indonesia,” papar Kilala.
Kilala mencontohkan, saat ini merek Sariayu telah mengubah kemasan, diantaranya untuk produk sampo dan body mist sehingga tampilannya lebih modern, tetapi tetap menonjolkan ciri khas produk Martha Tilaar Group yang mengedepankan kearifan lokal.
Baca Juga: Atasi Kulit Kusam dan Kering dengan Sariayu Bright Skin Putih Langsat dan Sariayu Hydra Glow
Menambahkan pernyataan Kilala, Direktur PT Martina Berto Tbk Jos Irwin Hartanto mengatakan pihaknya juga terus mengikuti perkembangan tren kecantikan global, namun tetap mengusung konsep clean beauty.
Menurut Jos Irwin, tren seperti produk skincare Korea justru menginspirasi pihaknya untuk menciptakan produk kecantikan khas Indonesia yang dapat memberikan manfaat yang sama.
“Tren produk kecantikan Korea itu bukan berarti kita harus ngikutin produk Korea sepenuhnya. Akan tetapi, kita lihat, apa yang dimiliki produk tersebut dan yang diinginkan masyarakat. Itulah yang kami ambil inspirasinya,” kata Jos Irwin.
Selain adaptif dari sisi pengembangan produk, PT Martina Berto Tbk juga mempertajam strategi untuk pemasaran dengan membuat jaringan multidistributor.
Baca Juga: Kilala Tilaar Bocorkan Tren Produk Makeup dan Skincare 2023-2024
Adapun mitra distributor yang telah bekerja sama adalah Tiga Raksa, Penta Valent, dan PT Parit Padang Global. Berkat kerja sama itu, saat ini produk-produk PT Martina Berto Tbk pun sudah mencakup hampir seluruh pulau dan provinsi di Indonesia.
“Sejak 2021, kami memang sudah mengubah strategi distribusi dari sole distributor menjadi multidistributor. Dengan sistem ini, kami optimis produk-produk kami semakin mudah diakses oleh konsumen di seluruh Indonesia,” kata Kilala.
Tak hanya itu, PT Martina Berto Tbk juga memperkuat penjualan melalui unit usaha PT Cedefindo yang bergerak di bidang contract manufacturing, serta PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS).
MTS melalui mekanisme omnichannel berfungsi sebagai customer experience centre bagi para konsumen dan menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk premium yang lebih beragam.
Saat ini, PT Tara Parama Semesta sudah memiliki 9 gerai MTS dan 4 shop-in-shop yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
“Kinerja yang baik dari PT Cedefindo dan PT Tara Parama Semesta tentunya diharapkan bisa membantu total konsolidasi induk usahanya, yaitu PT Martina Berto Tbk,” tutup Kilala.