Sementara itu, Mohamad Mas'ud dari Bank Sampah Mpanau memaparkan tentang sejumlah manfaat dari limbah sampah. Dua tahun mengelola bank sampah, ia mengaku telah mengambil dua pelajaran.
Baca Juga: Mendorong Inovasi Berkelanjutan Lewat Peluang Investasi Lestari Berbasis Alam
Pertama, ia mengaku senang karena ikut ambil bagian dari kelompok dan individu yang ikut berkontribusi menciptakan lingkungan hijau. Kedua, dari sampah ia mendapatkan penghasilan. Sayang, ia tak merinci pendapatan yang diperolehnya dari usaha yang digelutinya pascagempa 2018 itu.
"Meski begitu, kami juga masih mengalami kendala. Salah satunya, bagaimana sampah-sampah ini bisa dikelola dengan pola bisnis yang baik," ungkapnya.
Sementara itu, Irjik Abdul Goni mewakili pemerintah Sigi menegaskan bahwa pembangunan lestari telah menjadi bagian integral dari kebijakan Pemerintah Sigi. Ia menekankan pentingnya pembangunan hijau yang terwujud dalam program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis.
Usai diskusi, mahasiswa melakukan diskusi terfokus (FGD) sembari didampingi Tim Pijar. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok,yakni usaha bisnis lestari dan pengelolaan sampah.
Aspirasi tersebut akan menjadi masukan bagi otoritas setempat untuk membangun Sigi dan membangun semangat pemuda dalam membangun masa depan yang lebih baik.