Pelaku UMKM di E-commerce Wajib Tahu, Ini 4 Tren Belanja Online Usai Pandemi

Arintha Widya - Selasa, 11 Juli 2023
tren belanja online yang perlu diketahui pelaku UMKM di e-commerce agar bisa menentukan strategi marketing yang tepat
tren belanja online yang perlu diketahui pelaku UMKM di e-commerce agar bisa menentukan strategi marketing yang tepat marchmeena29

Parapuan.co - Pandemi Covid-19 yang kini sudah mereda telah mengubah kebiasaan belanja masyarakat Indonesia.

Kebiasaan belanja online di e-commerce sudah sangat umum dan dilakukan 80 persen pengguna internet di Indonesia menurut laporan e-Conomy SEA 2021.

Berkaca pada kondisi pasca pandemi di 2022 lalu, aktivitas belanja masyarakat bisa dibilang masih didominasi secara online.

Hal tersebut sejalan dengan hasil riset dari Kredivo dan Katadata Insight Center yang dirilis dalam Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023.

Sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, dilaporkan bahwa 79,1 persen konsumen memilih untuk menggunakan metode kombinasi antara berbelanja online dan offline.

Dari persentase tersebut, 58,1 persen lebih banyak melakukan pembelian secara online.

Sementara sisanya 21 persen masih lebih condong melakukan pembelian secara offline.

Melihat tren belanja online di e-commerce yang masih tinggi di masa endemi, Kredivo juga terus berupaya mengoptimalkan transaksi bagi para merchant.

Ini dilakukan supaya merchant atau pelaku UMKM di e-commerce dalam meningkatkan layanan dan transaksi mereka dengan konsumen.

Baca Juga: Simak 5 Tips Dongkrak Transaksi Jualan Online Pasca Lebaran bagi UMKM

Selain meningkatkan integrasi dengan platform pembayaran digital, tren belanja online apa saja yang harus diantisipasi oleh pelaku UMKM di masa endemi?

Berikut beberapa temuan Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023 yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun strategi dagang di masa endemi:

1. Sediakan Kebutuhan yang Mendukung Kenyamanan Hidup Konsumen

Konsumen dari generasi lebih tua mengalami peningkatan konsisten, sehingga pelaku UMKM dapat menyediakan kebutuhan yang mendukung kenyamanan hidup mereka.

Meski generasi milenial masih mendominasi transaksi di e-commerce, namun terdapat peningkatan jumlah transaksi oleh generasi lebih tua yang konsisten setiap tahunnya.

Di 2020, konsumen berusia 36 ke atas menyumbang 24 persen dari total transaksi, kemudian meningkat menjadi 29 persen di 2021 dan 31 persen pada 2022.

Untuk memanfaatkan peluang ini, pelaku UMKM dapat menghadirkan produk sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti peralatan kebersihan atau peralatan yang menunjang kenyamanan dan keamanan rumah.

Selain itu, menjual produk makanan yang bergizi dan baik untuk kesehatan juga memiliki potensi yang cukup besar seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidup sehat.

2. Menyediakan Paket Bundling untuk Konsumen Lajang

Baca Juga: UMKM Wajib Catat, Begini Cara Mengirim Paket Besar dengan Aman

Segmen konsumen yang belum memiliki anak dan lajang lebih berani berbelanja dengan nominal besar.

Dalam hal ini, paket bundling dan diskon bisa jadi strategi efektif jangkau segmen ini.

Konsumen lajang dan belum memiliki anak memiliki rata-rata nilai transaksi masing-masing senilai Rp368.179 dan Rp368.762 di setiap satu kali transaksi.

Ini karena konsumen lajang dan belum punya anak cenderung memiliki kemandirian finansial yang lebih tinggi mengingat mereka hanya bertanggung jawab atas diri sendiri.

Pelaku UMKM dapat memanfaatkan fenomena ini dengan menyediakan penawaran khusus, seperti paket bundling atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar.

3. Manfaatkan Momen Menjual Produk yang Sedang Viral

Tren merawat diri semakin digandrungi, sehingga pelaku UMKM dapat memanfaatkan momentum dengan menjual produk yang tengah viral.

Jumlah transaksi penjualan produk kesehatan dan kecantikan di e-commerce menduduki peringkat ketiga teratas, yakni 14,3 persen.

Tingginya jumlah transaksi ini didorong dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam merawat kesehatan dan kecantikan selama pandemi.

Baca Juga: 6 Tips Sukses Memanfaatkan Twitter untuk Bisnis dan Menjual Produk

Meski demikian, persaingan dalam pasar produk kesehatan dan kecantikan di e-commerce sangatlah ketat.

Salah satu strategi yang efektif dalam menjual produk dalam kategori ini adalah dengan menjual produk yang tengah populer di sosial media dan sudah berada di bawah BPOM.

4. Sediakan Peralatan Rumah Tangga untuk Konsumen yang Sudah Menikah dan Punya Anak

Konsumen yang telah menikah dan memiliki anak lebih doyan belanja peralatan rumah tangga.

Sebanyak 58 persen jumlah transaksi berasal dari konsumen yang telah menikah, dan 55 persen jumlah transaksi berasal dari konsumen yang memiliki anak.

Produk peralatan rumah tangga menjadi salah satu produk favorit dari kelompok konsumen ini.

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan produk-produk yang relevan dengan kebutuhan rumah tangga.

Seperti peralatan rumah tangga yang praktis dan inovatif, dekorasi rumah yang menarik, serta peralatan dapur yang fungsional.

Nah, itulah tadi tren belanja online di kalangan masyarakat yang perlu diperhatikan pelaku UMKM di e-commerce. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Ini Rekomendasi Peralatan Rumah Tangga dengan Desain Estetik ala Chef Juna

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha