Zat isomaltulosa yang terkandung dalam makanan atau minuman akan masuk lewat mulut menuju kerongkongan sebelum dilarutkan oleh sistem pencernaan tubuh.
Sesudah tersaring, isomaltulosa akan diserap oleh lambung dan menuju sistem aliran darah untuk diedarkan energinya ke seluruh tubuh.
Setelah itu, badan pun mendapatkan asupan energi secara merata, barulah glukosa akan beredar ke otak untuk memberikan energi.
Namun sebagai catatan, isomaltulosa ini tidak akan langsung larut begitu diminum, pastinya berbeda dari sukrosa yang cepat larut.
Sebab, isomaltulosa akan larut dengan respon glikemik yang rendah sehingga energi akan tersedia lebih lama dan tersuplai konstan untuk tubuh.
Karena larutnya lambat, maka isomaltulosa tak akan memberi kesempatan untuk bakteri di mulut mendapatkan glukosa.
Dengan begitu, isomaltulosa pun menghindarkan pengidap diabetes dari gangguan dan penyakit gigi.
Menariknya, meski memberikan energi yang lama, isomaltulosa tidak akan memicu obesitas.
Perlu diketahui pula bahwa isomaltulosa bisa digunakan sebagai zat pemanis alternatif yang cocok untuk dikonsumsi karena mampu mengurangi kadar sukrosa dan menjadikan kadar gula di dalam darah tetap rendah.
Selain itu, karena terbuat dari bahan-bahan alami, isomaltulosa pun cocok untuk produk susu bubuk pertumbuhan anak.
Baca Juga: Diabetes Anak Makin Tinggi, Ini Penyebab yang Harus Diwaspadai Orang Tua
(*)