- Olahraga yang dilakukan tidak perlu yang berat, bisa berbentuk jalan sehat, lari, atau bersepeda.
- Harus bisa mengelola stres, karena saat stres, kadar gula darah akan naik, sehingga pada akhirnya tidak bisa mengelola diabetes dengan baik pula.
- Masyarakat dan para diabetisi (pengidap diabetes) juga perlu menjauhi alkohol dan rokok karena keduanya mampu memicu diabetes untuk berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih parah, seperti penyakit jantung, stroke, hingga penyakit mata.
Selain ketiga hal di atas, dr. Marini menyatakan yang menjadi kunci utama yakni memperhatikan asupan makanan sehat untuk diabetisi.
Makanan harus memiliki zat gizi seimbang, mulai dari sumber kabohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta lemak.
Tenang saja, diabetisi juga tetap boleh mengonsumsi gula, namun tidak sembarangan, dr. Marini menyarankan isomaltulosa.
Isomaltulosa adalah zat mirip sukrosa, yang dapat bertahan lebih lama, serta konstan dalam hal menyediakan energi bagi tubuh dan otak.
"Isomaltulosa yang masuk bersama makanan atau minuman akan diserap oleh tubuh 26-45 persen lebih lambat dari jenis gula lainnya dengan demikian gula darah stabil dan menimbulkan efek kenyang yang lebih lama" papar dr. Marini.
Adapun keuntungan mengonsumsi isomaltulosa seperti pasokan energi seimbang dan berkelanjutan, mendukung diet rendah glikemik rendah, meningkatkan metabolisme, manajemen berat badan dan pembakaran lemak, serta aman bagi gigi.
"Pada intinya, kandungan ini menjadi salah satu kunci keseimbangan nutrisi harian diabetisi.
"Hasilnya akan lebih maksimal karena juga disinergikan dengan Whey, Omega 3, Omega 6, dan natrium yang rendah," pungkas dr. Marini.
Baca Juga: Dokter Gizi Jelaskan Aturan Makan bagi Pengidap Diabetes Melitus
(*)