Para pengrajin rajut itu nantinya diharapkan mampu menjadi jaringan kemitraan usaha yang saling menguntungkan.
Kelas merajut yang dilakukan Liza semula terinspirasi dari pengalamannya di masa pendemi, di mana banyak pengusaha kecil menengah yang terpuruk.
Ia kemudian mengubah krisis melalui jari-jarinya menjadi sebuah peluang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Eliza termasuk pengusaha yang juga mengalami kondisi sulit menghadapi banyaknya pembatasan pergerakan usaha selama pandemi Covid-19.
Lalu dengan keahliannya merajut, ia menciptakan beraneka ragam dan variasi konektor masker dari hasil sulam tangannya.
Di luar dugaan, peminat konektor rajut buatannya semakin hari semakin tinggi sampai-sampai ia kewalahan dalam membuatnya.
Hal ini menunjukkan ada pasar tertentu di mana kerajinan rajut dapat dipasarkan, baik di dalam maupun luar negeri.
Jika sudah mampu menembus pasar luar negeri, pengrajin harus sudah siap dengan kualitas dan harus mampu menyiapkan produksi dalam jumlah besar dengan waktu yang ditentukan.
Hal inilah yang mendorong K'mea Craft membuka kelas daring yang terjangkau.
Baca Juga: Belajar dari Barbie, Ini Lowongan Kerja Maskulin yang Bisa Dilakukan Perempuan