Parapuan.co - Polusi udara menjadi masalah kompleks di wilayah Jakarta.
Bahkan menurut IQAir, Indonesia menduduki peringkat kedua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Tentunya kondisi ini menjadi sesuatu yang cukup memprihatinkan.
Di sisi lain, ada berbagai hal yang menyebabkan polusi udara yang kini tengah terjadi di Jakarta.
Termasuk kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.
Penyebab lainnya yakni pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di wilayah Jabodetabek.
Terkait kondisi yang kini terjadi, Presiden Joko Widodo angkat bicara dan memberikan beberapa perintah.
"Pertama, untuk penanganan polusi dalam jangka pendek harus secepatnya dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek agar lebih baik. Kemudian ada rekayasa cuaca untuk memancing hujan di Jabodetabek," ujar Presiden Jokowi seperti melansir Kompas.com.
Ia juga menghimbau percepatan penerapan batas emisi di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: 10 Kota dengan Polusi Udara Tertinggi di Dunia, Jakarta Nomor 2
"Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran," tuturnya menambahkan.
Mendorong Work From Home
Jokowi juga menyebut, jika diperlukan pemerintah akan mendorong work from home atau WFH untuk karyawan perkantoran.
Atau juga bisa dilakukan secara hybrid yakni dengan WFH dan work from office atau WFO.
Untuk penanganan jangka menengah, Jokowi meminta agar kementerian dan lembaga terkait konsisten mendorong penerapan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan beralih ke transportasi umum.
Terlebih, kini sudah tersebut LRT dan MRT yang sudah beroperasi.
Ada pula kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan segera beroperasi pada September mendapat.
"Dan percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah," tutur Jokowi.
Baca Juga: Viral di TikTok, Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia Pagi Ini
Secara jangka panjang, pemerintah akan memperkuat aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Adapun yang tak kalah penting, Jokowi juga menghimbau untuk mengedukasi publik seluas-luasnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Jokowi menyebut bahwa kualitas udara di Jabodetabek selama sepekan sangatlah buruk.
Bahkan angka yang ditunjukkan cukup tinggi dengan keterangan tidak sehat.
"Pagi ini kita rapat terkait kualitas udara di Jabodetabek, yang selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat-sangat buruk," kata Jokowi.
"Dan tanggal 12 Agustus 2023 yang kemarin kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," ungkapnya lagi.
Di tengah kondisi buruknya kualitas udara beberapa waktu belakangan ini, Kawan Puan bisa mengatasinya dengan menggunakan masker saat di luar ruangan.
Baca Juga: 10 Kota dengan Kualitas Udara Terbersih di Dunia, Adakah Indonesia?
(*)