Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu kalau setiap tanggal 26 Agustus diperingati sebagai Hari Kesetaraan Perempuan?
Jika belum, maka jadikan momen Hari Kesetaraan Perempuan ini untuk mengetahui pandangan perempuan Asia tentang kesetaraan gender di dunia kerja.
Dengan begitu di Hari Kesetaraan Perempuan ini, kamu juga tahu apa yang menjadi persoalan dalam masalah kesetaraan gender di dunia kerja.
Bahwasanya kebanyakan perempuan di Asia ternyata merasakan masalah kesetaraan gender di tempat kerja, sama halnya seperti di Indonesia.
Hal itu terlihat dari penelitian global hasil kerja sama antara Kadence International dengan NINEby9 yang dilakukan pada 2020-2021 lalu.
Penelitian melibatkan total 3.000 perempuan pekerja dari sejumlah negara di Asia, yaitu Indonesia, Singapura, Hong Kong, Tiongkok, India, dan Jepang.
Apa saja hasil penelitiannya? Berikut 9 fakta pandangan perempuan Asia tentang kesetaraan gender di tempat kerja menurut survei NINEby9!
1. Perempuan Asia Meyakini Kesetaraan dalam Gaji dan Kesempatan
Sebanyak 79 persen perempuan yang menjadi responden sepakat bahwa mereka mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki di tempat kerja.
Baca Juga: Wujudkan Kesetaraan, DBS Sasar Perempuan di Bidang Teknologi Informasi
Sementara itu, 81 persen lainnya juga percaya kalau laki-laki dan perempuan punya kesempatan yang sama dalam promosi jabatan.
Padahal, kenyataan di lapangan rupanya tidak sesuai dengan persepsi yang mereka yakini.
Bahkan, di Indonesia saja terdapat kesenjangan pendapatan sebanyak 23 persen antara laki-laki dan perempuan.
2. Satu dari Lima Perempuan Punya Kisah Kesetaraan yang Positif
Gambaran tentang kesetaraan gender di tempat kerja diungkap dalam berbagai kisah dari perempuan karier yang menjadi responden.
Bahkan, 1 dari 5 perempuan membagikan kisah yang terbilang positif terkait kesetaraan gender ini, termasuk di Indonesia.
3. Kesetaraan Gender Bukan Masalah Besar
Di tempat kerja perempuan yang jadi responden, masalah kesetaraan gender tidak dilihat sebagai persoalan yang besar.
Dari 24 persen perempuan yang mengatakan bahwa kesetaraan di tempat kerja penting, hanya separuhnya saja yang berkontribusi aktif.
Baca Juga: Ini Langkah Perusahaan Wujudkan Kesetaraan Gender dalam Dunia Kerja
Sedangkan 76 persen lainnya berpendapat, pandangan tentang kesetaraan gender di tempat kerja penting dimiliki tetapi tidak menjadi isu teratas.
4. Perempuan Asia Tak Yakin Bagaimana Cara Menyuarakan Haknya
Fakta berikutnya yang terungkap dalam survei NINEby9, yaitu sebagian besar perempuan rupanya tidak yakin bagaimana mereka bisa menyuarakan haknya.
Mereka juga bingung dan khawatir dengan akibat dari tindakannya jika menyuarakan pendapatnya tersebut.
Disebutkan pula bahwa 65 persen perempuan yang mendorong kesetaraan gender di tempat kerja bisa berdampak pada karier profesional mereka.
5. Perempuan Asia Ingin Kariernya Bertumbuh
Sekitar 79 persen perempuan yang bekerja di wilayah Asia menuturkan kalau mereka mengharapkan pertumbuhan dan peningkatan karier.
Banyak cara yang menurut mereka bisa meningkatkan karier tersebut, mulai dari soal kenaikan gaji dan jabatan, sampai memulai bisnis sendiri.
6. Perempuan Kembali Berkarier setelah Berkeluarga
Baca Juga: Solusi terhadap Hambatan Kepemimpinan Perempuan di Industri Media
Menurut survei, perempuan yang kembali bekerja setelah berkeluarga dua kali lebih memprioritaskan pertumbuhan perusahaan dibandingkan pribadinya.
Sederhananya, perempuan berkeluarga yang kembali berkarier akan lebih fokus memajukan perusahaan dan bukan mencapai tujuan kariernya sendiri.
Bisa dibilang, perempuan karier yang punya suami dan anak malah lebih berkomitmen terhadap tempat kerja mereka.
7. Aspirasi dan Tantangan Berbeda
Survei yang sama juga menunjukkan kalau perempuan Asia punya aspirasi dan tantangan berbeda berdasarkan negara tempat tinggal mereka.
Di India, Tiongkok, dan Indonesia, misalnya, perempuan lebih mungkin berperan aktif dalam mendorong kesetaraan gender.
Sementara di Singapura, Hong Kong, dan Jepang kemungkinannya justru cenderung lebih kecil.
8. Dukungan Atasan Terkait Isu Kesetaraan Gender
Perempuan yang mendapatkan dukungan dari atasan dalam mendorong kesetaraan gender di tempat kerja, maka loyalitasnya akan tumbuh.
Baca Juga: Startup Lokal Ini Gagas Solusi Gender Inequality Berbasis Teknologi
Delapan dari sepuluh perempuan mengatakan, mereka jadi semakin loyal dengan perusahaan berkat dukungan senior dan atasan untuk persoalan kesetaraan.
9. Bias Gender Menjadi Tantangan Besar
Fakta berikutnya, sebagian besar tantangan dan hambatan di tempat kerja tidak terlihat atau tidak disadari karyawan.
Salah satunya terkait bias gender, baik yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan di tempat kerja.
Contohnya, atasan perempuan yang lebih mengutamakan bawahannya sesama perempuan untuk kesempatan mendapatkan promosi.
Demikian tadi beberapa fakta mengenai masalah kesetaraan gender di tempat kerja di mata perempuan Asia.
Mungkinkah Kawan Puan merasakan persoalan yang sama sebagai perempuan yang berkarier?
Jika iya, mudah-mudahan kesetaraan gender di tempat kerja segera dapat terwujud di lingkunganmu ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Syarat Lowongan Kerja yang Tidak Bias, Pelamar dan Perusahaan Perlu Tahu
(*)