Parapuan.co – PT Martina Berto Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, (24/8/2023).
RUPSLB diselenggarakan dengan agenda pengangkatan Purba Sibarani sebagai komisaris independen baru PT Martina Berto Tbk. Agenda tersebut diumumkan melalui situs Bursa Efek Indonesia, eAsy.KSEI, dan situs web PT Martina Berto Tbk.
Dilansir dari rilis resmi yang diterima Parapuan (28/8/2023), pengangkatan komisaris independen baru dilakukan untuk menggantikan Tjan Hong Tjhiang, komisaris sebelumnya yang telah wafat.
Purba Sibarani dikenal sebagai salah satu auditor yang berpengalaman selama 33 tahun. Ia telah melakukan audit di perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia juga merupakan bagian dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), serta telah mengantongi Certified Public Accountant (CPA).
Dengan hadirnya komisaris independen yang baru, susunan kepengurusan PT Martina Berto Tbk pun ikut berubah. Jajaran direksi diisi oleh Bryan David Emil sebagai Direktur Utama, beserta Kilala Tilaar dan Jos Irwin Hartanto sebagai Direktur.
Baca Juga: PT Martina Berto Tbk Gandeng PT Parit Padang Global sebagai Distributor General Trade
Selanjutnya, dewan komisaris diisi oleh Martha Tilaar sebagai Komisaris Utama, ditemani dua Komisaris lainnya, yakni Ratna Handana dan Purba Sibarani sebagai Komisaris Independen.
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk Bryan David Emil menjelaskan, susunan kepengurusan terbaru ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas perseroan, sekaligus mendongkrak profit hingga akhir 2023.
“Harapan ini juga diperkuat dengan melihat hasil year to date Juli 2023 yang cukup menggembirakan. Perseroan dapat bertumbuh sebesar 43,86 persen, dengan net sales year to date pada Juli 2023 senilai Rp 246 miliar. Tahun lalu, perseroan hanya mencatat angka Rp 171 pada periode yang sama,” ujar Bryan.
Angka ini, menurut Bryan, dicapai dengan penurunan diskon, aktivitas marketing dan sales expenses, serta efisiensi biaya umum.
Diskon menurun dari 16,25 persen ke 14,10 persen, aktivitas marketing dan sales expenses menurun dari 25,62 persen ke 19,95 persen, dan biaya umum diefisienkan dari 24,68 persen menjadi 19,14 persen.
Adapun laba usaha bersih yang diterima PT Martina Berto Tbk pada periode ini adalah Rp 9,4 miliar dari minus Rp 14 miliar, earning before interest tax, depreciation, and amortization (EBITDA) senilai Rp 18,6 miliar dari minus Rp 4 miliar, serta laba sesudah pajak senilai Rp 1,2 miliar dari minus Rp 19 miliar.
“Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan senilai 39 persen atau kurang lebih Rp 500 miliar,” lanjut Bryan.
Untuk mencapai target tersebut, PT Martina Berto Tbk akan menurunkan harga pokok penjualan (COGS) dari 63,04 persen menjadi 61,17 persen, meningkatkan efektivitas biaya pemasaran dari 23,85 persen menjadi 19,17 persen dan biaya umum dari 21,15 persen menjadi 14,89 persen.
“Kami optimistis, langkah ini dapat membantu kami memperoleh laba bersih usaha Rp 23 miliar dari kerugian Rp 26 miliar di 2022. Selain itu, strategi ini juga dilakukan agar kami dapat mendorong angka EBITDA, dari minus Rp 8 miliar menjadi Rp 37 miliar,” jelas Bryan.
Baca Juga: Targetkan Pertumbuhan Pendapatan di 2023, Ini Strategi PT Martina Berto Tbk
Selain strategi di atas, PT Martina Berto Tbk juga berencana akan memperbaiki dan meningkatkan brand image dari berbagai merek, mulai dari Sariayu Martha Tilaar, Biokos, hingga Rudy Hadisuwarno Cosmetics.
Untuk meningkatkan brand awareness, ketiga merek juga akan mendapat pembaruan desain kemasan, inovasi, dan reformulasi produk dengan tetap mengusung konsep clean beauty.
“Kami juga akan melakukan investasi pada media digital, mendorong penjualan online, perbaikan di bagian manufaktur, rantai pasok, purchasing, hingga konsolidasi akuntansi keuangan,” ungkapnya.
Selain itu, perseroan juga mempertajam strategi pemasaran, serta melakukan multi-distributor dengan Tiga Raksa, Penta Valent, dan PT Parit Padang Global selaku partner terbaru.
“Kami juga berusaha mempertahankan dan memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS), penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan PT Martina Berto Tbk) yang bergerak di bidang contract manufacturing,” kata Bryan.