Sering Terlambat Diagnosis, Ini Pentingnya Deteksi Dini untuk Pencegahan dan Penanganan Kanker di Indonesia

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 28 Agustus 2023
Kanker payudara jadi salah satu penyakit yang paling berisiko.
Kanker payudara jadi salah satu penyakit yang paling berisiko. Vasyl Dolmatov

Parapuan.co - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kanker paru dan kanker payudara merupakan dua jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di Indonesia.

Kedua penyakit ini umumnya disebabkan karena diagnosis yang terlambat.

Seperti diketahui kanker paru-paru menjadi penyakit yang paling berisiko bagi para perokok.

Sedangkan kanker payudara merupakan salah satu penyakit mematikan yang mengancam nyawa para perempuan.

Agar tak semakin berbahaya sampai mengancam jiwa, jangan sampai terlambat diagnosis supaya dapat ditangani dengan tepat.

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa hampir 70% kematian akibat kanker di dunia terjadi di  negara berkembang, termasuk Indonesia.

Hal ini terjadi karena 2 dari 3 pasien kanker di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut.

Padahal 30%-50% kanker bisa diobati jika ditemukan di awal.

Diagnosis  kanker yang terlambat salah satunya disebabkan oleh kurangnya jumlah dokter spesialis dan alat kesehatan yang menyebabkan antrian panjang dan waktu tunggu yang lama sehingga akses ke  pelayanan rujukan kanker amat terbatas.

Baca Juga: Dokter Spesialis Ungkap Pengobatan yang Sesuai untuk Pasien Kanker Paru Sesuai Mutasinya

Kemampuan tenaga kesehatan untuk mendiagnosis kanker juga belum optimal yang menyebabkan kurangnya kualitas pelayanan di rumah sakit. 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pendekatan diagnosis  kanker perlu mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

Pemeriksaan kanker berbasis genetik dapat  membantu pemeriksaan kanker secara dini, akurat, dan tepat.

"Pengembangan layanan precision  medicine penting dalam mendeteksi risiko kanker secara dini, mendeteksi biomarker obat demi terapi  yang presisi.

"Upaya menanggulangi kanker secara masif dan terintegrasi memerlukan dukungan semua  pihak dan peran dari organisasi profesi, swasta, dan organisasi masyarakat sebagai mitra pembangunan  kesehatan nasional terus dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama dalam menyehatkan bangsa," ujar Budi Gunadi dalam acara seminar berjatuk “Precision Oncology Symposium: Addressing Diagnostic Gaps in Personalized Cancer Care” di Westin Hotel Jakarta, Sabtu (26/8/2023).

Kanker paru-paru adalah salah satu bentuk kanker yang paling umum dan mematikan.

Penyakit ini sendiri  bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dibandingkan gabungan kanker payudara, kolorektal, dan prostat.

Pada diagnosis kanker paru, pengambilan sampel kini dihadapkan pada serangkaian tantangan, termasuk keterbatasan ketersediaan instrumen dan kurang optimalnya integrasi antar disiplin ilmu yang relevan.

Baca Juga: Komedian Nunung Mulai Jalani Kemoterapi: Rambut Udah Mulai Habis

dr. Didik Setyo Heriyanto, PhD, SpPA, Subsp.D.H.B.(K), Subsp.Kv.R.M.(K), Konsultan Patologi Anatomi di RS dr. Sardjito mengatakan, untuk meningkatkan efisiensi penanganan kanker paru, dibutuhkan kolaborasi multidisipliner sejak fase awal, melibatkan para ahli dari bidang paru onkologi,  patologi anatomi, dan radiologi onkologi.

"Sinergi ini tidak hanya memastikan akuisisi informasi yang  mendalam namun juga optimasi dalam pengambilan sampel untuk evaluasi laboratorium.

"Pendekatan  kolaboratif ini berpotensi mempercepat hasil pemeriksaan, mengurangi durasi yang awalnya lebih dari 2  minggu menjadi 5-10 hari. Dengan kecepatan respons yang meningkat, pasien memiliki akses dini pada  terapi target seperti EGFR, ALK, dan imunoterapi PD-L1, disamping pilihan terapi konvensional lainnya,” jelas dr. Didik. 

Pada kasus kanker payudara, selain untuk deteksi kanker lewat pemeriksaaan ImunoHistoKimia, peran patologi anatomi berkembang untuk kepentingan terapi dan pengobatan.

Namun, pemeriksaan kanker payudara juga dihadapkan pada beberapa tantangan.

dr. Rizky Ifandriani Putri, SpPA, Kepala Departemen Patologi Anatomi, RS Kanker Dharmais mengatakan, pemerataan infrakstruktur,  khususnya pada modalitas pewarnaan otomatis ImunoHistoKimia dan ketersediaan serta pemerataan kapabilitas dokter patologi anatomi di tingkat kota kabupaten di Indonesia merupakan hal yang menjadi  perhatian.

"Tentunya ini menjadi tantangan yang harus diselesaikan bersama dengan kolaborasi seluruh  pihak Asosiasi Dokter Spesialis Patologi Anatomi, Rumah Sakit Pengampu Kanker serta Kementerian Kesehatan," terang dr. Rizky.

Pada acara ini, Roche meluncurkan Ventana Benchmark Ultra Plus, instrumen pewarnaan otomatis  untuk ImunoHistoKimia dan in situ hybridization untuk sampel jaringan tumor sehingga dokter dapat mengambil keputusan diagnosis dan penentuan terapi dengan tepat dan cepat.

Roche juga memiliki  solusi digital patologi, Ventana DP200 digital slide scanner berserta uPath image management software yang menghasilkan kualitas gambar yang sangat baik sehingga mempermudah pembacaan  hasil pewarnaan pada sampel jaringan pasien kanker.

Baca Juga: Kiki Fatmala Divonis Kanker Paru Stadiun 4, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Solusi ini dapat mendukung program jejaring  rumah sakit pengampu kanker yang diusung Kemenkes karena rumah sakit di daerah dapat mengirimkan  gambar digital pasien ke rumah sakit pengampu untuk diagnosis status pasien tersebut. 

“Roche  percaya bahwa pencegahan dan deteksi dini merupakan kunci untuk mengeliminasi penyakit kanker.

"Hal ini bergantung pada teknologi skrining dan pengujian diagnostik yang inovatif," kata Lee Poh-Seng, Business Excellence Lead, Roche Diagnostics Asia Pacific.

"Kami senantiasa  berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi diagnostik untuk membantu skrining, mendeteksi, mendiagnosis, memantau, dan memandu dokter dalam memilih terapi yang tepat untuk pasien kanker.

"Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap opsi diagnostik yang tersedia untuk  ekosistem perawatan kesehatan onkologi di Indonesia," pungkasnya.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru