Parapuan.co - Jagad media sosial belakangan dihebohkan dengan kabar kematian seorang ibu dua anak.
Ibu muda M yang masih berusia 24 tahun harus meregang nyawa lantaran dibunuh suaminya Nando (25).
Yang lebih miris, jasad M ditemukan oleh ibu kandunganya Linda, pada Sabtu (9/9/2023) di kontrakannya di Cikedokan, Desa Sukadanau.
Diketahui, M dibunuh oleh Nando dengan menggunakan senjata tajam.
Sebelum kasus pembunuhan ini mencuat ke publik, rupanya M sudah sering mendapatkan kekerasan dari Nando.
M juga membagikan beberapa bukti jika dirinya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Melansir dari laman Tribunnews, M beberapa kali membongkar perilaku sang suami pada dirinya.
Bahkan dalam ceritanya, M juga pernah dihajar oleh suaminya saat sedang hamil.
Tak sampai di situ, M juga membagikan cerita jika dirinya mendapatkan perlakuan sadis dari ibu mertuanya.
Baca Juga: Hubungan Lebih Serius, Ini 10 Aturan Mengubah Dating jadi Courting
Ia dihajar oleh ibu mertuanya saat tengah malam, tak kuat dengan apa yang terjadi ia pun memutuskan kabur dari kontrakan dengan menggunakan ojek online.
Mengetahui kenyataan yang dialami oleh M, sang ibu kandung merasa terkejut.
Linda tak menyangka jika anak kesayangannya itu meninggal dunia karena dibunuh suaminya sendiri.
Terkait rumah tangga M dan Nando, Linda hanya mengetahui kalau keduanya sering terlibat cekcok.
Namun, mereka masih terlihat akur dan seakan baik-baik saja.
"Sebenarnya mereka itu bahagia, cuma kalau kata orang Sunda awet rajet, rumah tangga terus tapi berantem terus," kata Linda.
Berkaca dari kejadian tersebut, tak sedikit yang ingin tahu apa arti sebenarnya awet rajet.
Apa Itu Awet Rajet?
Baca Juga: Fakta Kasus Mahasiswi Indonesia Meninggal di Jepang, Seorang Laki-Laki Ditangkap
Melansir dari laman resmi Kementerian Agama, awet rajet adalah bahasa sunda yang melekat dengan kehidupan pernikahan.
Awet rajet sendiri merupakan sebuah gambaran rumah tangga yang dipenuhi dengan berbagai konflik dan pertengkaran.
Pertengkaran ini bisa didasari oleh berbagai faktor mulai dari perbedaan pendapat hingga hal lain yang lebih kompleks.
Alhasil, pernikahan yang dijalani tidak berjalan bahagia.
Namun, meskipun rumah tangganya berantakan, pasangan lebih memilih untuk tetap kokoh mempertahankan pernikahannya.
Artinya secara garis besar, awet rajet berarti bertahan dengan kerusakan.
Lantas, mengapa seseorang memilih bertahan dengan hubungan yang menyakitkan?
Melansir dari laman Marriage, ada beragam alasan mengapa individu tetap berada dalam hubungan yang buruk.
Beberapa mungkin tetap tinggal karena takut sendirian atau karena mereka tidak bisa menemukan orang lain.
Yang lain mungkin tetap tinggal karena ketergantungan finansial atau emosional, merasa bersalah karena meninggalkannya, atau percaya bahwa mereka dapat mengubah pasangannya.
Terkadang, orang tetap berada dalam hubungan yang beracun karena mereka tidak menyadari bahwa hubungan mereka tidak sehat.
Nah Kawan Puan, seperti kita tahu, kasus yang dialami MSD erat kaitannya dengan unsur KDRT.
Jika kamu atau orang terdekat menjadi salah satu korban KDRT, segera buat laporan melalui Komnas Perempuan dengan menghubungi nomor telepon 021-3903963.
Baca Juga: Sosok Ita Martadinata, Aktivis HAM Perempuan yang Jadi Korban Mei 1998
(*)