Parapuan.co - Aneurisme merupakan suatu kondisi menonjolnya pembuluh darah pada otak yang harus diwaspadai.
Pasalnya jika aneurisme ini pecah maka bisa menyebabkan perdarahan dan kerusakan otak, bahkan sampai kematian.
Maka dari itu, penting bagi Kawan Puan untuk lebih mengenal tentang aneurisme, sebab kondisi ini juga disebut sebagai silent killer.
Lebih buruknya lagi, perempuan dinyatakan lebih berisiko mengalami aneurisme otak dibandingkan laki-laki.
Hal tersebut pun diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf Rumah Sakit Pondok Indah Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S, Ph.D saat media discussion bertajuk "Deteksi dan Penanganan Dini Aneurisme Otak" di Litte Talk Bistro, Urban Forest, Jakarta Selatan (12/9/2023).
Lantas kenapa perempuan lebih berisiko mengalami aneurisme otak?
Menurut dr. Mardjono Tjahjadi, ia sempat melakukan penelitian di Finlandia mengenai aneurisme otak pada perempuan.
"Kami bersama teman-teman di Finlandia melakukan penelitian. Hipotesisnya begini, perempuan memiliki hormon estrogen," ujarnya.
Hormon estrogen jadi salah satu hormon di tubuh perempuan dan mengatur sistem reproduksi.
Baca Juga: Park Soo Ryun Meninggal Dunia Setelah Alami Mati Otak, Apa Itu?
"Ini memiliki fungsi yang baik dalam melindungi tubuh perempuan termasuk pembuluh darah," terang dr. Mardjono Tjahjadi.
Di mana mendekati masa menopause, jumlah hormon estrogen pada perempuan pun menurun.
Mendekati menopause, jumlah hormon estrogen menurun, alhasil mengurangi perlindungan di tubuh perempuan.
Akibatnya saat menopaue, perempuan lebih rentan mengalami beberapa penyakit, salah satunya aneurisme otak atau yang disebut oleh dr. Mardjono Tjahjadi sebagai bisul otak.
Dokter Mardjono Tjahjadi pun menegaskan alangkah baiknya segera memeriksakan kondisi terutama jika sudah memiliki 3-4 faktor risiko aneurisme otak.
Adapun faktor risiko aneurisme otak seperti merokok, hipertensi, riwayat keluarga, berusia di atas 40 tahun, perempuan, dan pengguna kokain.
Dokter Mardjono Tjahjadi berpesan meskipun tidak mengalami sakit apa-apa, namun jika ada faktor risikonya sebaiknya periksakan diri terlebih dahulu.
Ia menyatakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan yakni Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni prosedur diagnostik untuk mengevaluasi dan memvisualisasikan pembuluh darah di dalam tubuh.
Baca Juga: Apa Itu Multiple Sclerosis? Kondisi yang Memengaruhi Otak dan Sumsum Tulang Belakang
(*)