Parapuan.co - Kawan Puan, memberikan batasan pada anak agar tidak melanggar atau melakukan sesuatu yang kita larang tentu tidak mudah.
Pasalnya, sering kali anak-anak membantah dan tidak mau mendengarkan apa yang kita sebagai orang tua instruksikan.
Hal ini mungkin membuat orang tua berpikir bahwa kesalahan terletak pada diri anak.
Padahal menurut pakar, orang tualah yang mesti mengubah bagaimana cara penyampaiannya kepada anak.
Lantas, bagaimana menetapkan batasan yang benar agar anak mau mendengarkan orang tua?
Berikut ini penjelasannya seperti mengutip dari akun Instagram pakar parenting Dr. Becky Kennedy!
Ilustrasi Orang Tua saat Memberi Instruksi untuk Menetapkan Batasan
Dr. Beckyk Kennedy mencontohkan, sebagian besar orang tua akan berkata seperti ini untuk menetapkan batasan pada anak:
"Hei, jangan melompat-lompat di sofa. Cepat turun!" atau "Cepat turun dari sofa, jangan melompat-lompat".
Baca Juga: Bukan Nakal, Ternyata Ini Alasan Mengapa Anak Membantah Orang Tua
Akan tetapi, anak-anak bukannya mendengarkan dan turun dari sofa, malah seolah tidak mendengarkan.
Ada pula yang kemudian berhenti, tetapi kembali melompat-lompat di atas sofa.
Menurut Dr. Becky, itu bukan cara yang tepat menetapkan batasan pada anak.
"Berkata seperti, 'Hei, turun dari sofa' sampai berteriak itu bukanlah menetapkan batasan, tapi itu permintaan agar anak turun dari sofa," terang Dr. Becky.
Ilustrasi lain saat kakak-beradik bertengkar lalu ada kalimat umpatan yang keluar, orang tua mungkin refleks berkata:
"Huss, jangan berkata seperti itu kepada kakak/adik. Di keluarga kita, kata-kata yang tidak sopan tidak boleh diucapkan."
Semua kalimat tersebut adalah request, bukan boundaries. Keduanya adalah hal yang berbeda.
Cara Menetapkan Batasan yang Benar
Untuk menetapkan batasan yang dimengerti anak, orang tua bisa menggantinya dengan mengatakan kalimat-kalimat di mana kamu tidak terkesan meminta atau menyuruh anak melakukan sesuatu.
Baca Juga: Memungkinkan Anak Self Learning, Begini Plus Minus Montessori School
"Batasan itu sesuatu yang kamu bilang akan kamu lakukan, dan itu tidak membuat anak merasa perlu melakukan sesuatu," terang Dr. Bekcy dalam video unggahannya.
Adapun contoh kalimat dan tindakan yang dapat orang tua gunakan untuk menetapkan batasan yang diinginkan, yaitu:
1. Dalam kasus anak tidak mau turun dari sofa meski sudah diminta, orang tua bisa bilang:
"Nak, Ibu ingin kamu turun dari sofa. Kalau kamu enggak mau turun, ibu akan ke sana dan menurunkanmu, lalu memindahkanmu ke tempat lain."
2. Untuk kasus kedua di mana anak-anak bertengkar dengan saudara/saudarinya, orang tua bisa bilang:
"Kata-kata seperti itu tidak baik untuk kamu ucapkan. Itu juga bukan kata-kata yang baik untuk didengar saudaramu.
Mending kalian masuk kamar masing-masing. Kalian anak baik, dengarkan ibu, ya.
Tugas ibu adalah untuk menjaga agar kalian aman, dan sekarang ini aman berarti kalian masuk ke kamar masing-masing."
Menurut Dr. Becky, batasan-batasan seperti inilah yang akan membuat anak patuh dan menurut pada instruksi.
Semoga apa yang disarankan pakar parenting tersebut bermanfaat bagi Kawan Puan, ya.
Baca Juga: Bisa Disebabkan Gangguan Perilaku, Ini Cara Mengatasi Kemarahan pada Anak
(*)