Berkaca dari Joe Jonas-Sophie Turner, Ini Cara agar Anak Tidak Jadi Korban dalam Perebutan Hak Asuh

Arintha Widya - Senin, 25 September 2023
Berkaca dari Joe Jonas-Sophie Turner, Ini Cara agar Anak Tidak Jadi Korban dalam Perebutan Hak Asuh
Berkaca dari Joe Jonas-Sophie Turner, Ini Cara agar Anak Tidak Jadi Korban dalam Perebutan Hak Asuh instagram/sophiet

Parapuan.co - Beberapa waktu lalu, pasangan selebriti Hollywood Joe Jonas dan Sophie Turner mengumumkan perceraian mereka.

Joe Jonas dan Sophie Turner memutuskan berpisah setelah menikah selama kurang lebih empat tahun.

Tak lama usai kabar perceraian beredar, kini keduanya kembali berhadapan di pengadilan.

Melansir Parents.com, Sophie Turner menuntut Joe Jonas atas tuduhan penculikan.

Hal ini lantaran menurut Sophie, Joe menolak untuk memulangkan anak-anak kepadanya.

Kasus semacam ini bisa dibilang kerap terjadi saat orang tua yang bercerai memperebutkan hak asuh anak.

Padahal, perceraian orang tua saja bisa memberikan dampak buruk terhadap kondisi psikologis anak, belum ditambah dengan berebut hak asuh.

Berkaca dari kasus Joe Jonas dan Sophie Turner, bagaimana cara agar anak tidak menjadi korban dari perebutan hak asuh orang tua mereka?

Di bawah ini hal-hal yang dapat kamu lakukan sebagaimana dilansir dari The TX Attorneys!

Baca Juga: Termasuk Co-Parenting untuk Pasangan Bercerai, Apa Itu Parallel Parenting?

Tanda Umum Anak Tertekan selama Perebutan Hak Asuh

Dampak psikologis dari perebutan hak asuh anak muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari tindakan, kesulitan tidur, hingga depresi.

Psikolog Kathie Mathis, Psy.D dalam artikel yang diterbitkan oleh California Cognitive Behavioral Institute, menggambarkan tanda umum stres emosional pada anak dalam perceraian, perpisahan, dan perebutan hak asuh, yaitu:

1. Pada Bayi dan Balita

Anak akan mengalami kemunduran dalam tidur, pelatihan toilet, makan atau mempelajari keterampilan baru.

Mereka juga sulit terikat dengan orang tua, sering menangis, mudah marah, dan mudah tersinggung.

2. Tiga sampai Lima Tahun

Anak-anak di usia ini mungkin akan menyalahkan diri sendiri, kecemasan sebelum tidur, sering terbangun, takut ditinggalkan, mudah marah, dan agresif.

3. Enam hingga Delapan Tahun

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Co-Parenting dan Jenisnya, Mana yang Baik untuk Anak?

Mengalami kesedihan yang mendalam, perasaan ditinggalkan dan ditolak, takut ketakutan terburuk menjadi kenyataan, hingga masalah gangguan perilaku.

4. Sembilan hingga 12 Tahun

Anak takut akan kesepian, memiliki kemarahan yang sangat besar terhadap orang tua, malu pada anak lain, hingga mengalami keluhan fisik seperti sakit kepala dan perut.

5. Remaja

Pada remaja, masalah perebutan hak asuh akan membuat mereka takut terisolasi dan kesepian karena melihat orang tua meninggalkan mereka.

Cara Cegah Anak agar Tak Alami Masalah Psikologis karena Perebutan Hak Asuh

Lantaran memperebutkan hak asuh bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis anak, orang tua bisa melakukan hal-hal berikut ini:

1. Tidak bertengkar atau adu argumen di depan anak bila belum ada kesepakatan mengenai hak asuh.

2. Tidak saling mengatakan hal negatif tentang mantan pasangan di depan anak.

3. Memberi tahu kerabat untuk tidak menjelek-jelekkan ayah/ibu anak di depan anak.

4. Seberapa pun bencinya kamu pada mantan pasangan, bersikaplah kooperatif dan rendah hati padanya.

Itulah tanda anak mengalami masalah psikologis saat orang tua berebut hak asuh dan bagaimana mencegah hal itu terjadi. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 4 Tips Co-Parenting Pasangan yang Bercerai agar Berhasil Diterapkan

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Kronologi Bullying Siswa SMA di Surabaya, Peran TPPK di Sekolah Diperlukan