Cegah Perundungan Sejak Dini, Ini Perilaku Anak yang Berpotensi Jadi Pelaku Bullying

Arintha Widya - Jumat, 29 September 2023
ilustrasi perilaku anak yang berpotensi jadi pelaku bullying
ilustrasi perilaku anak yang berpotensi jadi pelaku bullying pcess609

Parapuan.co - Kawan Puan, perundungan seperti yang dilakukan siswa SMP di Cilacap, Jawa Tengah, mestinya bisa dicegah.

Salah satunya dengan mengetahui perilaku anak yang berpotensi membuatnya menjadi pelaku bullying atau perundung di masa depan.

Perilaku yang mengarah pada perundungan pada anak bisa disebabkan oleh sejumlah faktor.

Misalnya karena anak terpapar kekerasan yang diperoleh dari media, video games, atau mencontoh orang dewasa di sekitarnya.

Hal ini disinggung oleh psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, M.Psi., seperti dikutip dari Kompas.com.

"Jika dari kecil anak sudah terpapar kekerasan, ia lebih rentan untuk melakukannya," tutur perempuan yang akrab disapa Nina itu.

Lebih lanjut, Nina juga memaparkan beberapa perilaku atau kondisi yang berpotensi menjadikan anak pelaku perundungan. Berikut uraiannya!

1. Anak Punya Masalah Kesehatan Fisik dan Mental

Nina menjelaskan, sebagian besar anak remaja memiliki masalah gangguan kesehatan fisik dan mental.

Baca Juga: Usia AG Viral Usai Vonis, Begini Perkembangan Anak 15 Tahun secara Fisik hingga Sosial

Semisal anak mengalami anemia atau kekurangan darah, hal ini bisa berpengaruh pada perkembangan kognitifnya.

"Banyak di antara remaja pelaku bullying yang punya masalah kesehatan mental," kata Nina.

"Misalnya anxiety, depresi, yang memang sering muncul di masa remaja," paparnya lagi.

Dalam kasus ini, orang tua atau guru sebenarnya dapat mendeteksi apakah seorang anak memiliki kecenderungan menjadi pelaku kekerasan.

2. Anak Bersikap Acuh di Rumah

Ciri kedua anak berpotensi melakukan perundungan di luar rumah adalah mereka bersikap acuh ketika berada di rumah.

"Kalau di rumah biasanya anak cenderung tidak mau tahu atau tidak membantu orang tuanya walau mereka sedang sibuk," jelas Nina.

3. Sering Berkata Kasar dan Merusak Barang

Nina menambahkan, indikasi lain anak berpotensi melakukan tindakan bullying ialah sering berkata kasar dan mudah merusak barang.

Baca Juga: Bukan Mata Dibalas Mata, Ini 5 Cara Sederhana Menghadapi Orang Kasar

"Kalau anak masih kecil sudah sering berkata kasar, abaikan, jangan dimarahi atau diberi perhatian. Nanti kalau dia berkata sopan dan baik, kita beri pujian," imbuh Nina.

Pasalnya, anak berkata kasar atau merusak barang bisa jadi karena mencari perhatian orang tua.

Sebagai orang tua, beri anak perhatian bila mereka melakukan tindakan yang positif, supaya terdorong untuk terus melakukannya.

4. Kejam terhadap Binatang

Nina melanjutkan, anak yang suka menyiksa binatang menunjukkan kalau empatinya tidak terasah.

Empati merupakan emosi yang positif, yang sangat erat kaitannya dengan hubungan harmonis antara anak dan orang tuanya.

Empati dan karakter positif pada anak sulit dikembangkan jika mereka tidak punya situasi emosional yang baik di rumah atau tidak pernah diajarkan oleh orang tua.

"Anak yang jadi korban kekerasan juga empatinya sulit berjalan. Bagaimana ia bisa cukup sensitif pada orang lain ketika orang lain tidak sensitif kepada dia," ujar Nina.

Untuk mengantisipasi hal-hal di atas dan mencegahnya supaya tidak berlanjut, konsultasikan pada dokter atau psikolog.

Mereka yang ahli di bidangnya akan memberikan solusi yang tepat untuk membantu agar anak tidak menjadi pelaku perundungan.

Baca Juga: Ramai Kasus Siswa SMP Bully Teman, Ini Strategi Pengasuhan untuk Cegah Anak Jadi Perundung

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat