Akhirnya, positioning kelembagaan PR ini lambat laun dipandang penting dan menjadi fungsi strategis manajemen seperti sekarang.
“Kami telah menyaksikan jatuh bangun ribuan praktisi PR, untuk meyakinkan manajemen masing-masing tentang pentingnya meletakkan PR sebagai fungsi strategis manajemen,” katanya.
Sejalan dengan itu, Asmono menegaskan bahwa selama delapan tahun perjalanan ini, PR INDONESIA masih merawat visi yang tidak berubah hingga sekarang.
Yakni, mendorong PR sebagai fungsi strategis manajemen. Hal ini dikarenakan, PR INDONESIA meyakini melalui pewujudan PR sebagai fungsi strategis manajemen, maka PR akan menjadi suluh bagi peradaban komunikasi bangsa ini.
Pada malam yang spesial itu, hadir pula Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu.
Sudah bukan rahasia, katanya, hubungan antara PR dengan jurnalis itu bak dua sisi mata uang.
Pelaku PR dan jurnalis dapat berkolaborasi dalam mengomunikasikan kepentingan organisasi kepada masyarakat.
Sebaliknya, kolaborasi ini juga berperan dalam menyerap kebutuhan masyarakat, untuk dikomunikasikan ke dalam organisasi.
Baca Juga: PERHUMAS Indicators, Kajian yang Jadi Bukti Profesi Humas Bantu Kesuksesan Perusahaan