Teten Masduki menjelaskan, "Pangsa pasar tanaman hias Indonesia terbilang kecil di tingkat global. Hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global senilai 22 miliar Dolar (Rp340 triliun)."
"Untuk itu, perlu dukungan lebih dari pemerintah, seperti Kementerian Pertanian dan Kemenkop UKM, termasuk semua pemangku kepentingan terkait," imbuhnya.
Ketua Umum Pecinta Florikultura Indonesia, Rosy Nur Apriyanti menambahkan, pecinta tanaman hias diharapkan tak sekadar menjalankan hobinya tapi juga menjadikannya ide usaha.
Alhasil hobi menanam dan memelihara tanaman hias bisa meningkatkan nilai tambah tanaman untuk sumber penghasilan baru.
Apalagi, tanaman hias tidak membutuhkan lahan luas dan bisa dibudidayakan secara vertikal.
"Lewat pameran ini diharapkan bisa mendorong potensi kekayaan tanaman hias Indonesia menjadi lebih populer dan memiliki peluang tinggi di pasar ekspor. Ajang seperti ini diharapkan bisa berkembang dan meningkatkan produksi tanaman hias dalam negeri," ucap Rosy.
Presiden Direktur Dyandra Event Solutions Michael Bayu A. Sumarijanto mengungkapkan, pelaku usaha tanaman hias di Indonesia kebanyakan datang dari sektor usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
Oleh sebab itu, dukungan pemerintah untuk mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor tanaman hias terbesar di dunia amat dibutuhkan demi peluang bisnis ini.
"FLOII Expo 2023 menjadi komitmen kami untuk membangun industri tanaman hias yang berkelanjutan dengan mengedepankan konservasi keanekaragaman hayati dengan praktik terbaik dan inovasi berkelanjutan," ungkap Michael Bayu.
Baca Juga: 5 Cara Merawat Tanaman Hias dalam Pot saat Musim Kemarau, Seperti Apa?