Jelang Pemilu 2024, Ketahui Pentingnya Mengetahui Rekam Jejak Calon Pemimpin

Parapuan.co - Kawan Puan, pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan diselenggarakan pada 14 Februari.

Apakah Kawan Puan sudah siap memilih calon pemimpin Indonesia untuk lima tahun mendatang?

Apakah kamu sudah cukup mengenal orang-orang yang mencalonkan diri jadi pemimpin Indonesia entah itu di DPR maupun presiden dan wakil presiden?

Saat artikel ini ditulis, siapa calon presiden dan wakil presiden yang maju dalam Pemilu 2024 memang belum resmi diumumkan.

Namun sudah ada beberapa sosok yang terlihat akan mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia dalam Pemilu 2024.

Selain itu, beberapa calon legislatif tiap-tiap daerah pun sudah mulai memperkenalkan dirinya pada masyarakat untuk mendapat dukungan.

Tak sedikit pula para figur publik mulai dari aktor hingga musisi yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR.

Apakah Kawan Puan sudah punya sosok yang akan dipilih untuk menjadi pemimpin dan perwakilan rakyat di DPR?

Kalau belum, mungkin kamu bisa mulai dulu dari melihat latar belakang masing-masing calon pemimpin.

Sebagai perempuan memilih, Kawan Puan harus tahu rekam jejak para calon pemimpin sebelum menentukan pilihan pada Pemilu 2024 nanti.

Dari rekam jejak, Kawan Puan akan mengetahui apa saja kerja yang sudah diselesaikan oleh para calon pemimpin, sekaligus melihat pribadinya.

Minimal, kalau Kawan Puan tahu rekam jejak para orang yang mencalonkan diri, lebih mudah mengerucutkan pilihan kamu di Pemilu 2024.

Irine Yusiana Roba Putri, salah seorang anggota DPR RI dalam acara IdeaFest 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, (29/9/2023) memberikan tips bagi Kawan Puan yang akan memilih.

"Lihat rekam jejak, udah paling gampang," ucapnya. "Kita kan, sekarang dunianya digital semuanya, just like an open book, jadi rekam jejak menjadi penting," tambah Irine.

Irine menyampaikan bahwa rekam jejak menjadi penting untuk mengetahui dan mengenali sosok calon pemimpin.

Rekam jejak pun penting untuk memperkirakan bakal seperti apa para sosok ini ketika sudah jadi pemimpin, apakah bijaksana atau tidak bijaksana, misalnya.

"Maksudnya, kita tahu secara sosial, secara psikologi, orang yang melakukan itu-itu aja atau memiliki tendensi untuk menjadi pemimpin yang tidak bijaksana, ya pasti ke depannya jadi pemimpin yang tidak bijaksana," terangnya.

"Jadi pelajari rekam jejak dan asessment menurut saya informasi kan, sekarang gampang diakses," pungkasnya.

(*)