Cara Menerapkan Parallel Parenting, Pengasuhan Anak bagi Pasangan Berpisah

Arintha Widya - Senin, 9 Oktober 2023
Cara Menerapkan Parallel Parenting, Pengasuhan Anak bagi Pasangan Berpisah
Cara Menerapkan Parallel Parenting, Pengasuhan Anak bagi Pasangan Berpisah Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, ada istilah pengasuhan untuk pasangan yang bercerai, yaitu co-parenting.

Di dalam co-parenting, ada pula yang dinamakan parallel parenting atau pengasuhan paralel.

Pengasuhan paralel sendiri adalah cara mengasuh di mana orang tua yang sudah berpisah tidak harus melakukan komunikasi intens terkait anak.

Masing-masing pihak orang tua bertanggung jawab sendiri atas pengasuhan terhadap anak.

Orang tua hanya berkomunikasi jika ada keputusan penting yang harus diambil, misalnya terkait pendidikan dan kesehatan anak.

Parallel parenting disebut bisa jadi cara pengasuhan yang efektif bagi orang tua yang tidak akur setelah berpisah.

Namun, bagaimana menerapkan pengasuhan paralel ini agar anak tidak bingung terhadap perbedaan pola asuh kedua orang tuanya dan supaya orang tua tak banyak cekcok?

Seperti dikutip dari Parents, di bawah ini cara menerapkan parallel parenting menurut terapis pernikahan dan keluarga, Kalley Hartman dari California, AS!

Perhatikan Ini saat Menerapkan Pengasuhan Paralel

Baca Juga: 4 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak yang Sering Tidak Disadari

Apabila Kawan Puan mengadopsi rencana parallel parenting untuk mengasuh anak, segera komunikasikan dengan mantan pasangan.

Buat pedoman yang jelas agar dapat kalian ikuti dan terapkan, serta tidak menimbulkan masalah di masa depan.

Kalley Hartman sendiri menyarankan kamu perlu memperhatikan hal-hal berikut saat merencanakan pengasuhan paralel:

1. Jadwalkan secara detail tentang berapa lama waktu yang dihabiskan anak bersama salah satu orang tua, termasuk saat akhir pekan, liburan, atau acara khusus.

2. Pertimbangkan rutinitas harian, sekolah, les, jam tidur, bermain, dan sebagainya.

3. Tanggung jawab pendidikan, misalnya terkait siapa yang membayar SPP sekolah anak.

4. Keputusan perawatan kesehatan, seperti siapa yang akan bertanggung jawab atas biaya perawatan bila anak sakit.

5. Pengaturan keuangan terkait kebutuhan pribadi anak maupun sekolahnya.

6. Aturan untuk situasi darurat, yang menguraikan apa yang dianggap sebagai darurat dan bagaimana itu harus ditangani.

Baca Juga: Dilema KDRT seperti Kasus di Cikarang, Pilih Bertahan atau Berpisah dari Pasangan?

7. Tentukan bagaimana jika ada perubahan jadwal pertemuan dengan anak, keterlambatan waktu, dan cara menjadwalkan ulang.

8. Tentukan bagaimana kamu dan mantan pasangan akan berkomunikasi terkait poin-poin di atas.

Lebih lanjut, Kalley Hartman menilai evaluasi berkala terkait hal-hal yang disebutkan di atas juga penting.

Evaluasi bisa dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara pribadi dan sosial.

"Sertakan perjanjian yang memungkinkan untuk evaluasi berkala terhadap rencana untuk menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan anak atau keadaan yang tidak terduga," tutur Kalley.

Dengan begitu, konflik yang mungkin muncul jika ada pihak yang tidak setuju bisa diminimalkan.

Terakhir, saat membuat rencana pengasuhan paralel, kamu harus memikirkan tentang anak-anak.

Libatkan anak ketika membuat rencana pengasuhan, karena anak-anak dalam keluarga yang berkonflik setelah perceraian butuh waktu untuk memulihkan dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi orang tua.

Itulah tadi cara menerapkan pengasuhan paralel bagi orang tua yang sudah berpisah. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Cegah Konflik, Ini 5 Manfaat Nonviolent Communication dalam Hubungan yang Viral di TikTok

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kronologi Pelecehan Seksual di Panti Asuhan Tangerang, Korban Dipaksa Lakukan Ini