“Yoga memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita, antara lain meningkatkan kualitas pernapasan, mendorong ketahanan tubuh, membantu fleksibilitas tubuh, melatih otot dan membuat tubuh menjadi lebih seimbang,” jelas Alyssa.
3. Mendekor Rumah Membuat Pikiran Lebih Terarah
Bagi sebagian orang, mendekorasi rumah bisa menjadi kegiatan self-healing.
“Menata ulang letak perabotan bisa memberikan suasana baru di rumah. Contohnya, menerapkan penggunaan furnitur multifungsi agar pemanfaatan ruang lebih maksimal.
"Agar rumah terlihat lebih rapi sebaiknya singkirkan atau rapikan barang yang sudah tidak dipakai. Mulailah decluttering dari kamar tidur, lemari pakaian dan selanjutnya ke area kamar mandi, dapur dan ruang tamu,” ujar Interior Communication Manager Dekoruma, Kania Bunga Wraspati (26/4/2021).
4. Sempatkan ‘Me Time’ Seru dengan Hobi Baru
Antonia mengatakan, “Banyak pilihan hobi yang dapat dilakukan saat ‘me-time’, contohnya art and craft. Di Tokopedia, kami melihat penjualan produk art and craft, yang bisa dimanfaatkan untuk me time–terus mengalami peningkatan. Crochet kit, diamond painting dan paint by numbers menjadi yang paling banyak dibeli, dengan rata-rata peningkatan penjualan hampir 1,5 kali lipat.”
“Melakukan paint by numbers atau membuat kerajinan tangan dapat membantu mengembalikan energi positif sehingga produktivitas bisa ikut meningkat.
"Di sisi lain, menulis jurnal harian dapat membantu seseorang untuk mengurai emosi-emosi negatif agar lebih mudah dipahami. Selain menulis, perbanyak juga kegiatan membaca buku pengembangan diri,” jelas Indah.
Baca Juga: Arisan Parapuan Spesial Hari Ibu: Tips Berbagi Peran dengan Suami Ketika Ibu Butuh Me Time
5. Makanan Penuh Serat Bikin Mental Sehat
Makanan ternyata juga dapat menyehatkan mental. Melansir situs Kemenkes RI, kebutuhan akan buah dan sayur sebagai sumber serat alami dapat membantu meredakan kecemasan.
Sebagian vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah dan sayur mempunyai fungsi antioksidan yang dapat membuat perasaan lebih bahagia.
Ahli Gizi, Mochammad Rizal (3/3/2023) mengungkapkan, stres bisa menghasilkan hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak dan keinginan makan berlebihan.
"Untuk mengatasi stres, masyarakat cenderung mengonsumsi gula secara berlebih guna meningkatkan hormon dopamin, namun hal tersebut justru meningkatkan risiko obesitas,” terangnya.
Menurut Mochammad, diperlukan pembagian porsi makanan secara tepat.
“Masyarakat bisa mengikuti anjuran Kemenkes RI dengan membagi piring menjadi tiga, yaitu 1/2 piring diisi sayur dan buah, 1/4 piring diisi protein, seperti daging, telur atau ikan, dan 1/4 lainnya diisi sumber karbohidrat, seperti nasi, mie atau roti,” imbuhnya.
(*)