Parapuan.co - Ketika memasuki fase menopause, perempuan akan rentan mengalami atrofi vagina.
Rupanya, kondisi inilah yang menjadi penyebab mengapa perempuan yang berada di fase menopause akan mengalami perubahan intensitas hubungan suami istri.
Lantas, apa sebenarnya atrofi vagina itu?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, atrofi vagina adalah kondisi di mana dinding vagina mengalami penipisan, pengeringan, dan peradangan.
Kondisi ini umum terjadi ketika tubuh memiliki lebih sedikit estrogen.
Seringnya, perempuan mengalami atrofi vagina ketika mereka mengalami menopause.
Alhasil, masalah atrofi vagina memiliki pengaruh yang cukup besar akan gairah dan intensitas melakukan hubungan suami istri.
Hal ini juga disampaikan oleh dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp. O. G saat wawancara eksklusif bersama PARAPUAN pada Selasa (17/10/2023).
Baca Juga: Apakah Menopause Memengaruhi Intensitas Hubungan Suami Istri?
"Kenapa tidak bisa berhubungan seksual, karena vagina mengalami atrofi dan kering," kata dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari.
Lebih lanjut dr. Ni Komang juga menyebutkan jika atrofi vagina akan membuat lubang vagina mengecil dan mempersulit proses penetrasi.
"Jadi susah penetrasi atau tidak bisa masuk. Lubangnya pun jadi lebih kecil, sehingga bisa menyebabkan lecet (vagina)," jelasnya lagi.
Tanda dan Gejala Atrofi Vagina
Ada berbagai tanda yang ditunjukkan ketika perempuan mengalami atrofi vagina, seperti:
- Kekeringan pada vagina
- Rasa terbakar atau gatal di vagina
- Dispareunia (nyeri saat berhubungan intim)
Baca Juga: 5 Olahraga untuk Perempuan selama Menopause, Cegah Berat Badan Naik
- Keluarnya cairan berwarna kuning dari vagina
- Muncul bercak atau darah
Selain tanda-tanda di atas, atrofi vagina rupanya juga memengaruhi sistem saluran kemih perempuan yang menyebabkan gejala seperti:
- Infeksi Salurah Kemih (ISK)
- Sakit saat buang air kecil (disuria)
- Rasa terbakar saat buang air kecil
Penyebab Atrofi Vagina
Atrofi vagina yang dialami oleh perempuan disebabkan karena penurunan kadar estrogen.
Tanpa estrogen, lapisan vagina perempuan bisa menjadi lebih tipis dan kurang elastis.
Bukan hanya itu, penurunan kadar estrogen juga bisa membuat vagina menyempit dan memendek.
Kondisi ini terjadi karena perempuan akan mengalami penurunan kadar estrogen hingga 85 persen.
Baca Juga: Sering Jadi Pertanyaan, Kapan Perempuan Akan Mengalami Menopause?
(*)