Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan pakaian yang tidak lolos quality control dari koleksi Zelmira sebelumnya.
Dengan tenggat waktu yang ketat, siswi SMK NU Banat Kudus pun akhirnya berhasil membuat koleksi ini dengan lancar.
Mulai dari proses pembuatan desain, proses kurasi, hingga produksi dalam waktu satu bulan.
“Koleksi kali ini sangat menantang untuk saya dan teman-teman karena kami harus bisa memadukan beberapa pakaian yang sudah tidak terpakai menjadi desain pakaian baru yang bisa diterima oleh konsumen sehingga kami juga harus bekerja keras mengasah ide kreatif kami,” tutur Mega Rahmawati, salah satu desainer.
Kemampuan para siswi SMK NU Banat Kudus yang konsisten menghasilkan konsep baru desain modest wear dari tahun ke tahun menjadi salah satu bukti bahwa SMK di Indonesia berkualitas tinggi.
Lulusan SMK tidak hanya siap bekerja di industri mode di tanah air, tetapi juga menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan karya-karya baru yang potensial mendorong produk fashion dari Indonesia bersaing di pasar global.
Contoh nyatanya adalah para siswi SMK NU Banat Kudus telah dibekali kemampuan berkolaborasi dan cara berpikir yang kritis sehingga mereka mampu menyelesaikan koleksi baru secara efektif.
“Keberhasilan siswa-siswi SMK NU Banat Kudus ini tidak lepas karena penerapan Kurikulum Merdeka yang mampu mendorong mereka memiliki hard skills dan soft skills yang sangat berguna untuk bersaing di industri," ujar Primadi H. Serad, Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
"Mereka telah menunjukkan kemampuan mampu bekerja dalam tenggat waktu yang ketat, menerjemahkan keinginan klien, berpikir kritis, dan berkreasi di luar kebiasaan sampai akhirnya mampu membuat koleksi berkonsep sustainable fashion ini,” tambahnya.
(*)
Baca Juga: 9 Jenama Fashion Ini Tampil di Opening JMFW 2024, Ada Siapa Saja?