“Jadi alat ini bisa digunakan pada kasus-kasus seperti infeksi virus hepatitis B dan C, sirosis, penyakit hati alkoholik, penyakit hati non-alkoholik, dan penyakit hati yang terkait gangguan metabolik. Pemeriksaan ini juga berguna dalam memantau perkembangan penyakit hati akibat obat-obatan atau autoimun,” lanjut dr. Saut.
Perbedaan Elastografi Hati dan USG
Menurut Dokter Saut, pemeriksaan USG secara umum menilai struktur dan kondisi organ saja.
Hal ini berbeda dengan elastografi hati yang menilai derajat fibrosis dan perlemakan hati.
Saat melakukan elastografi hati, pasien juga mendapat keuntungan, seperti tidak adanya penyisipan jarum hingga rasa sakit selama pemeriksaan.
Pemeriksaan tentunya lebih akurat karena menilai derajat fibrosis dan perlemakan hati.
Untuk melakukan elastografi hati, pasien cukup berpuasa tiga jam sebelum pemeriksaan, dengan kata lain tidak ada persiapan khusus.
Waktu pemeriksaan elastografi hati juga cenderung singkat, hanya 5-10 menit dengan hasil yang bisa langsung dilihat. Setelah itu, dokter akan membantu diagnosa, hingga perawatan yang diperlukan.
Baca Juga: Seberapa Penting Minum Air Putih saat Berolahraga? Ini Kata Ahli
(*)