Parapuan.co - Melestarikan lingkungan melalui industri fashion ini tengah dijalankan oleh jenama eco-friendly muslimwear bernama Tufine.
Saat ditemui PARAPUAN di Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu, (26/10/2023), pemilik Tufine Fritrias (Tyas) pun membagikan perjalanannya hingga akhirnya mengeluarkan pakaian eco-friendly.
Kepada PARAPUAN, Tyas mengaku bahwa Tufine sudah berdiri sejak tahun 2018 dengan menjual produk pakaian baju pada umumnya (belum eco-fashion).
"Cuma mungkin di tahun 2021, kita mulai rebranding kita bikin baju yang slow fashion-lah istilahnya," papar Tyas.
Saat mulai rebranding ke slow fashion, Tyas mengaku ia melakukan proses panjang agar pesan eco-fashion sampai ke masyarakat.
"Jadi enggak cuma jual baju, kita nambahin value-nya lagi, bukan cuma baju yang berkualitas tapi kami mikirin juga kalau beli baju ini bukan hanya dapat baju yang nyaman, tapi juga ikut berkontribusi untuk memberikan dampak baik buat lingkungan," kata Tyas.
Memberdayakan Perempuan
Tyas mengaku bahwa pakaian eco-friendly yang dari Tufine ini dijahit oleh para ibu-ibu, khususnya janda.
"Jadi memang selain kami menjaga lingkungan, kami juga memberdayakan perempuan," katanya.
Baca Juga: Vielga Wennida, Jadi Desainer Kebaya karena Hobi Melukis Bunga
"Sebetulnya Tufine masih termasuk yang baru di bidang eco-fashion. Tapi kita pikir ya harus punya langkah pertama untuk berkontribusi juga," ungkap Tyas.
Menurut Tyas, memang produksi eco-fashion itu membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
Pasalnya, mulai dari menanam pohon hingga mengolah jadi bahan pakaian yang akhirnya bisa dipakai itu cukup panjang.
"Sebetulnya mahal murah itu relatif, tapi intinya kita lebih menghargai proses," katanya.
Tyas menyatakan pula bahwa pewarna yang digunakan oleh Tufine pun alami.
"Jadi pewarnanya kalau di kita itu ada sertifitkat namanya Oeko Tex, jadi udah pasti aman," terang Tyas.
Cue Card yang Bisa Ditanam
"Dari segi produknya ada packagingnya, misal beli kalau Tufine, nanti pembeli mendapat cue card itu kalau ditanam bisa jadi bibit tanaman," ujar Tyas.
Baca Juga: Vielga Winneda Ungkap Tantangan Menjadi Desainer Kebaya Bordir
"Entah itu bayam, entah jadi cabai. Jadi itu sebetulnya bisa bermanfaat lagilah buat kita," tambahnya.
Ia menyatakan pula bahwa ada beberapa baju produksinya yang sudah didaftarkan ke LindungiHutan.
LindungiHutan merupakan platform crowdplanting penggalangan dana online untuk konservasi hutan dan lingkungan.
"Jadi kalau beli satu baju, artinya kamu menanam satu pohon," papar Tyas.
Kontribus Tufine di Bidang Sosial dan Pendidikan
Tyas menyatakan pula bahwa ada beberapa pakaian yang sebagian pendapatannya untuk charity.
"Jadi kalau beli baju ini, kamu udah charity sekian," kata Tyas pada PARAPUAN.
Selain lingkungan, membeli pakaian Tufine juga untuk pendidikan.
"Kalau di Tufine itu concern-nya kalau bukan lingkungan itu ada pencidikan. Biasanya ada dana CSRn-ya itu selalu nyari anak-anak yang butuh sesuatu untuk sekolah atau bisa menyekolahkan orang lain," ujar Tyas.
Bagi Kawan Puan yang tertarik dengan produk Tufine dan ingin turut andil melestarikan lingkungan bisa mampir ke Instagram @tufine.id.
Baca Juga: Sosok Zoe Abbas Jackson, Pemeran Nike Ardilla the Series yang Viral di TikTok
(*)