Margery Kraus juga menekankan pentingnya memvalidasi kebenaran tentang apapun yang kita dapat dari internet dan dunia digital untuk mencegah kita jadi korban penipuan.
"Jadi menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana memvalidasi informasi tersebut," ucapnya.
Ia mencontohkan jika saja mendapat telepon dari seseorang yang mengatakan rekening bank Kawan Puan akan ditutup, maka harus cari tahu dulu kebenarannya dengan datang langsung ke kantor bank, misalnya.
"Jika kalian mendapat semacam pertanyaan dan mereka mengatakan akan menutup rekening bank kalian, kalian harus memeriksa ke bank sebelum melakukan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang tidak kalian kenal secara online. Kalian berhak untuk curiga," tuturnya.
3. Tidak Bersikap Emosional
Penipu kerap kali menyerang sisi emosional korbannya agar bertindak sesuai dengan perasaan alih-alih pikiran yang jernih. Penipuan dengan suara maupun sosok yang kita kenal dalam kesulitan ampuh untuk membangkitkan emosional kita.
Oleh karena itu, Margery Kraus mengatakan betapa pentingnya untuk tidak bersikap emosional dan tergesa-gesa ketika ada seseorang mengatakan adalah orang yang dikenal.
"Tidak langsung bereaksi terhadap sesuatu yang emosional seperti itu. Itu semua mungkin hanya rekayasa dan sayangnya ini sering terjadi," tuturnya.
4. Saling Belajar Antar Generasi
Untuk menciptakan ruang aman untuk anak-anak dan perempuan, penting antar generasi untuk saling belajar dan memperbarui ilmu pengetahuan tentang dunia digital. Pasalnya, bisa jadi anak-anak lebih cerdas dibanding orang tua atau kakek neneknya.
"Dan saya pikir, satu hal lagi yang ingin saya katakan adalah bahwa anak-anak kita mungkin lebih pintar daripada kita dalam hal ini dan saya tahu saya sudah bilang, saya punya sembilan cucu," ucap Margery.
"Jadi mereka tentu saja lebih pintar dalam banyak hal di dunia maya dibandingkan saya dan saya pikir kami belajar dari satu sama lain," ungkapnya.
"Jadi menurut saya bagian dari hal ini adalah melanjutkan pendidikan bagi anak-anak kita dan kemudian semacam pertukaran multigenerasi untuk mendapatkan informasi tentang apa yang telah kita pelajari dari mereka, sehingga kita dapat mengajari mereka sebagai bagian dari masa depan, dan bahwa kita memanfaatkan perbedaan keunggulan," pungkasnya.
Baca Juga: Cara Artificial Intelligence (AI) Pengaruhi Ketimpangan Gender
(*)