Parapuan.co - Kawan Puan, hidup berdampingan dengan toxic people alias orang yang toksik tentu sangat menyulitkan.
Apalagi jika toxic people tersebut adalah pasangan atau suami kamu, yang ternyata penuh drama, manipulatif, kasar, suka menyalahkan dan sebagainya.
Pasalnya, BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) menyebut toxic people menjadi penyebab angka perceraian tinggi di Indonesia.
Bila pasanganmu sendiri termasuk orang yang toksik, bagaimana kamu mengatasinya?
Berikut beberapa langkah berurusan dengan suami yang toxic people seperti dikutip dari Psychreg.org!
1. Cari Bantuan Profesional
Menghadapi suami toksik bisa jadi situasi yang menantang dan dapat merusak kesejahteraan emosional dan mentalmu.
Maka itu, carilah bantuan profesional entah psikolog atau konsultan pernikahan untuk mendapatkan dukungan yang kamu butuhkan.
Seorang terapis berlisensi atau konselor dapat membantumu mengatasi perasaan kalut hingga menyusun strategi pemecahan masalah.
Baca Juga: Jarang Disadari, 5 Tanda Jika Kamu Berada di Keluarga Toksik
Kamu juga akan mendapatkan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menetapkan batasan dan membuat perubahan positif dalam hidup.
Untuk mendapatkan profesional yang tepat buatmu, minta rekomendasi dari dokter, sahabat/kerabat, atau cari di internet dan media sosial.
2. Tetapkan Batasan
Menetapkan batasan adalah bagian penting dalam menghadapi suami yang toksik atau pasangan yang termasuk toxic people.
Batasan penting sebagai panduan yang kamu tetapkan untuk melindungi kesejahteraan emosional dan mental.
Batasan dalam hal ini misalnya tidak terlibat dalam argumen, membatasi kontak dengan suami, atau menolak menerima kekerasan verbal.
Saat menetapkan batasan, usahakan kamu bersikap jelas dan konsisten mematuhinya.
Komunikasikan batasanmu kepada suami dengan tenang dan tegas, serta bersiaplah untuk menegakannya jika ia melanggar.
Ingatlah, menetapkan batasan bukanlah tentang mengendalikan perilaku suami, tetapi mengendalikan hidup dan kesejahteraanmu sendiri.
Baca Juga: Selain Hubungan Romantis, Menjaga Batasan dalam Pertemanan Juga Penting
3. Tinggalkan Hubungan
Dalam beberapa kasus, meninggalkan hubungan mungkin merupakan pilihan terbaik untuk menghadapi suami yang toksik.
Keputusan berpisah mungkin sulit untuk diambil, tetapi penting untuk memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraanmu di atas segalanya.
Jika kamu mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan, susunlah rencana terlebih dulu, terutama kalau selama ini kamu bergantung pada pasangan secara ekonomi.
Mulailah dengan mencari dukungan dari teman atau anggota keluarga yang kamu percaya.
Pertimbangkan untuk berbicara dengan profesional yang dapat memberimu saran dalam mengatasi perasaan ketika berniat berpisah dari pasangan toxic.
Kalau perpisahan membuatmu khawatir akan keselamatanmu akibat respons suami nantinya, hubungi pihak berwenang yang akan membantu mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga.
Intinya prioritaskan kesehatan, kebahagiaan, dan keselamatanmu ya, Kawan Puan. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca Juga: 4 Alasan Seseorang Enggan Meninggalkan Hubungan yang Tidak Sehat
(*)