Parapuan.co – Jika dulu buku adalah sumber ilmu dan informasi, kalimat itu mungkin mulai tidak relevan di era digital.
Pasalnya, sejak kemunculan internet, beragam informasi dapat diakses dengan mudah melalui web browser. Contohnya, e-book, jurnal online, hingga video.
Di masyarakat luas, internet juga ikut menjadi wadah untuk mengikuti berita, berkomunikasi melalui media sosial, hingga mengakses aplikasi berbasis web yang menyediakan layanan e-commerce, perbankan online, hingga hiburan berbasis streaming.
Meski terlihat sederhana, tak banyak yang tahu bahwa untuk membuka satu situs di web browser, diperlukan dukungan web server untuk penyimpanan hosting maupun Virtual Private Server (VPS).
Sebagai informasi, hosting dan VPS adalah dua bentuk layanan yang memungkinkan situs web dapat diakses secara online melalui web browser.
Ketika pengguna internet menulis alamat situs di web browser, peramban ini akan mengirim permintaan ke web server.
Selanjutnya, web server akan menjadi jembatan untuk memastikan halaman situs dapat ditampilkan di web browser pengguna internet.
Baca Juga: Serba Serbi VPS dan Web Hosting, Pemula Harus Tahu
Selain menjadi jembatan antara pengguna internet dan situs web, web server juga memiliki peran penting dalam menentukan kecepatan memuat halaman web melalui optimasi cache.
Selain itu, web server juga dapat bertugas untuk menjaga keamanan lalu lintas internet protokol HTTPS dan HTTP, serta menyediakan data yang diminta oleh pengguna internet, termasuk skrip, teks, gambar, serta audio.
Menariknya, sama seperti peramban web browser, web server juga terbagi menjadi berbagai jenis. Secara umum, berikut tiga jenis web server yang umum digunakan.
1. Nginx
Nginx merupakan salah satu penyedia web server open source yang cukup populer. Salah satu alasannya, Nginx mampu menangani lalu lintas website dengan baik, meski situs tersebut memiliki traffic atau kunjungan pengguna internet yang tinggi.
Selain diakui sebagai web server dengan kemampuan terbaik di kelasnya, Nginx memiliki sejumlah fitur unggulan.
Salah satunya, kemampuan untuk mengubah alamat URL (URL rewriting), menyediakan virtual host, melayani berkas, berfungsi sebagai reverse proxy, mengendalikan akses, hingga memudahkan penggunaan dan pengelolaan web server.
Baca Juga: Beda VPS dengan Web Hosting dari Berbagai Aspek, Lengkap untuk Pemula
2. Apache
Apache menjadi salah satu web server yang mampu menggantikan fungsi server.
Selain mendukung berbagai program tambahan seperti PHP, SSI, dan Access Control, pemilik website juga bisa mengunggah beragam jenis file dan menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Contohnya, PHP (Personal Home Page) atau PHP (Hypertext PreProcessor).
Apache juga banyak dipercaya pemilik website lantaran memiliki proses instalasi yang simpel, tersedia secara gratis (freeware), serta pengaturan konfigurasi sistemnya relatif mudah.
Selain itu, Apache kompatibel dengan berbagai sistem operasi, baik yang bersifat open source maupun closed source.
3. Lighttpd
Lighttpd adalah web server berbasis open source yang dikenal karena kecepatan dan efisiensinya. Fitur-fitur unggulan Lighttpd termasuk FastCGI, kompresi output, dan URL rewriting.
Web server ini dikembangkan oleh seorang programmer asal Jerman dan sering digunakan untuk situs web yang memerlukan performa tinggi.
Web server memiliki peran penting dalam menjamin pengalaman pengguna internet ketika berkunjung ke sebuah website. Untuk itu, pemilik website perlu memilih penyedia web server yang tepat, sehingga kinerja dan fungsi web tetap optimal.
Bagi Kawan Puan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang web server, kunjungi VPS DomaiNesia untuk informasi lebih lanjut.