Parapuan.co - Kawan Puan, berikut ini beberapa berita terpopuler dari kanal Love & Life hari ini, Sabtu (11/11/2023).
Mulai dari perbedaan committed relationship dan serious relationship.
Hingga tips cegah anak jadi pelaku bully menurut psikolog.
1. Sama-Sama Ada Komitmen, Apa Beda Committed Relationship dengan Serious Relationship?
Kawan Puan, sebagian dari kamu mungkin sudah pernah mendengar istilah committed relationship dan apa artinya.
Committed relationship dimaknai sebagai sebuah hubungan yang memiliki komitmen antara pihak yang terlibat di dalamnya.
Lantas, apa bedanya dengan serious relationship jika sama-sama dapat diartikan sebagai hubungan berkomitmen?
Untuk bisa membedakannya, ketahui apa itu serious relationship berikut ini!
Baca Juga: Termasuk Hubungan yang Sehat, Apa Itu Committed Relationship dan Tanda-tandanya
2. 5 Rahasia Furniture Kayu Tampak Seperti Baru, Perhatikan Perawatannya
Kawan Puan, penggunaan furnitur kayu kini kian populer.
Selain meningkatkan tampilan estetika rumah, furnitur kayu juga hadir dengan berbagai keunggulannya.
Seperti kuat, tahan lama, dan tentuga furnitur kayu ramah lingkungan.
Di sisi lain memperhatikan perawatan untuk furniture kayu menjadi hal yang tak kalah penting.
Nah, agar furniture kayu di rumah tampak seperti baru yuk ikuti beberapa tips berikut.
Bersihkan Debu dan Kotoran di Permukaan
Baca Juga: Pertimbangkan 2 Hal Ini Sebelum Mengisi Perabot di Rumah Baru
3. Cegah Anak Jadi Pelaku Bully, Ini Cara Ajarkan Hal Baik dan Buruk Menurut Psikolog
Belajar dari berbagai kasus kekerasan yang terjadi pada anak usia sekolah, tentu Kawan Puan tidak ingin putra atau putrimu menjadi pelaku bully.
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah anak menjadi pelaku bully atau perundung.
Psikolog anak Farraas Muhdiar atau yang akrab disapa Ayas mengungkapkan langkah yang bisa orang tua lakukan.
Salah satunya yaitu menanamkan kebaikan di dalam diri anak, dengan memberi tahunya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada orang lain.
Kepada PARAPUAN, Ayas juga mengungkapkan bahwa anak sudah bisa diajarkan untuk berempati sejak kecil.
"Itu sesuatu yang bisa banget diajarin dari kecil, misalnya dari membaca buku cerita, ngobrolin situasi sehari-hari," kata Ayas.
"Misalnya lihat orang yang secara ekonomi kurang beruntung, kita bisa ajarkan ke anak kira-kira kita bisa bantu apa ya," imbuhnya.
Waktu yang Tepat Menanamkan Kebaikan pada Anak
Baca Juga: Bullying pada Anak SD Jangan Dianggap Sepele, Psikolog Ungkap Soal Etika Berteman
(*)