Parapuan.co - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki potensi besar untuk memberikan berbagai manfaat bagi pekerjaan manusia. Beberapa manfaat utama melibatkan peningkatan efisiensi, produktivitas, dan kemampuan manusia.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan teknologi AI di tempat kerja, seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Automatisasi Tugas Rutin: AI dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas rutin dan repetitif, memungkinkan pekerja manusia fokus pada tugas-tugas yang lebih kreatif, kompleks, dan membutuhkan kecerdasan manusia.
2. Analisis Data yang Cepat dan Akurat: Dengan kemampuan untuk mengolah dan menganalisis jumlah data besar dalam waktu singkat, AI membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
3. Peningkatan Produktivitas: Melalui otomatisasi dan bantuan dalam tugas-tugas analitis, AI dapat meningkatkan produktivitas pekerja manusia dengan membebaskan waktu dan sumber daya.
4. Peningkatan Kualitas Pekerjaan: Dengan mendeteksi dan mengatasi kesalahan lebih efisien, serta menyediakan umpan balik yang lebih baik, AI dapat membantu meningkatkan kualitas pekerjaan secara keseluruhan.
5. Pembantu Pribadi Virtual: Asisten virtual berbasis AI dapat membantu pekerja manusia dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari, seperti menyusun jadwal, mengatur pertemuan, dan memberikan informasi yang dibutuhkan.
6. Pengoptimalan Rantai Pasokan: Dengan analisis data real-time, AI dapat membantu mengoptimalkan rantai pasokan, memprediksi permintaan, dan mengelola inventaris dengan lebih efisien.
7. Peningkatan Keamanan dan Pengawasan: Sistem keamanan berbasis AI dapat mendeteksi potensi ancaman dan risiko lebih cepat, membantu melindungi data perusahaan, dan mencegah serangan siber.
Baca Juga: Viral di Medsos, Begini Cara Bikin AI Poster Karakter Film Disney Pakai Bing
8. Pengembangan Produk dan Layanan Baru: AI dapat digunakan untuk menganalisis tren pasar, mencari peluang baru, dan membantu dalam pengembangan produk dan layanan yang lebih inovatif.
9. Pendidikan dan Pengembangan Karyawan: AI dapat digunakan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan yang dipersonalisasi untuk meningkatkan keterampilan karyawan, sehingga mereka dapat terus berkembang sesuai kebutuhan perusahaan.
10. Pengurangan Beban Kerja Mental: Dengan mengambil alih tugas-tugas yang memerlukan perhitungan atau analisis yang rumit, AI dapat mengurangi beban kerja mental pekerja manusia, memberi mereka kesempatan untuk fokus pada aspek kreatif dan interpersonal pekerjaan.
Meskipun teknologi AI dapat memberikan manfaat besar, juga penting untuk mempertimbangkan tantangan dan dampak sosial, seperti kehilangan pekerjaan dalam beberapa sektor dan masalah etika terkait penggunaan AI. Oleh karena itu, implementasi teknologi AI harus dilakukan dengan hati-hati dan diimbangi dengan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan keadilan.
Whale sebuah persahaan perangkat lunak analisis ritel terkemuka berbasis di Singapura mengumumkan ekspansinya ke pasar Indonesia.
Whale didirikan pada tahun 2017 dan berkantor pusat di Singapura, Whale baru-baru ini menyelesaikan putaran penggalangan dana Seri C yang sukses dengan dukungan dari Temasek dan investor terkemuka.
Whale memiliki tim yang terdiri lebih dari 400 karyawan, 70% di antaranya adalah insinyur yang berdedikasi. Sebagai pionir dalam industri teknologi ritel, Whale akan mewujudkan kebutuhan di masa depan untuk analisis dan operasi ritel.
Sebagai co-pilot AI ruang ritel, Whale akan membantu perusahaan mengembangkan ruang ritel mereka. Pada event pertama di Indonesia, Whale berkejasama dengan Plug and Play Tech Center Indonesia sebagai co-host.
Baca Juga: Tanpa Sewa Kostum dan Make Up, Gini Cara Bikin Foto Halloween Pakai Fitur AI
Jia Chai Low, Director Bussines Development Whale mengatakan, Whale mengkhususkan diri dalam teknologi pemasaran dan digitalisasi operasi toko untuk toko ritel, dengan misi "Memberdayakan Pertumbuhan Bisnis".
Dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang penting - AI, IoT, dan Data, Whale memungkinkan toko ritel ataupun brand dengan kemampuan Actionable Insights dan Operation Automation untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi bisnis, dan menjalin hubungan yang berarti dengan pelanggan, mendorong digitalisasi di semua titik kontak dengan pelanggan untuk toko ritel dan brand internasional.
“Jadi kami akan menyebut diri kami sebagai co-pilot AI untuk ruang ritel. Kami memanfaatkan Al dan big data untuk membantu bisnis dalam menghemat waktu dan sumber daya,” ujarnya.
Kelvin Pangeran, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia mengatakan, salah satu inovasi dari Whale yakni platform SaaS 2.0, berupa AI yang mengolah video dari kamera yang biasa digunakan di toko-toko. Lewat kamera ini AI dari Whale akan memproses dan menghasilkan data pelanggan.
“Dalam hal akurasi, kami mencapai 95% untuk scenario laboratorium, dan 99% untuk scenario nyata di toko. Kami juga mendapatkan wawasan seperti jenis kelamin, usia, ukuran kelompok, semisalnya satu orang, dua orang atau tiga orang dan selebihnya,” ujarnya.
Kelvin menuturkan, kehadiran Whale di Indonesia merupakan bentuk komitmen Whale dalam menghadirkan analitik ritel mutakhir dan praktik terbaik di industri ritel ke dalam ekonomi Indonesia yang berkembang pesat.
Seiring dengan pertumbuhan sektor ritel di Indonesia, Whale memperluas misinya untuk membantu memberdayakan para pemimpin ritel, tim analitik data, dan profesional TI dengan alat dan wawasan pengunjung atau pembeli paling canggih untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi.
“Dalam riset dan analisis pasar kami yang ekstensif, kami belum menemukan solusi yang ada di Indonesia yang menawarkan layanan komprehensif seperti yang kami sediakan, terutama solusi yang telah terbukti berpengalaman dalam bekerja sama dengan jaringan toko. Perangkat lunak berbasis AI kami dirancang secara unik untuk mengoptimalkan operasi toko, memberikan tingkat wawasan pengunjung atau pembeli dan efisiensi yang saat ini belum ada tandingannya di pasar,” ujarnya.
Christina Liu, Marketing Manager Whale Indonesia mengungkapkan, Whale telah menjadi yang terdepan dalam bidang analitik ritel di Asia, membantu lebih dari 1.000 brand dan bisnis ritel global dalam memberikan wawasan pengunjung dan mengoptimalkan operasi toko fisik mereka di berbagai industri, termasuk otomotif, fashion dan kosmetik, serta restoran.
Baca Juga: Ada AI, Begini Proyeksi Pekerjaan Masa Depan di Indonesia dan Asia Tenggara
“Whale telah bekerja sama dengan beberapa brand yang paling dikenal di dunia, seperti Oppo, Giorgio Armani, dan Starbucks,” ujarnya.
Christina menjelaskan, untuk melakukan hal ini, Whale menawarkan empat platform SaaS transformatif, masing-masing bertindak sebagai AI Copilot, yang dirancang untuk meningkatkan berbagai aspek operasi ruang fisik ritel:
Pertama, "Whale SpaceSight" platform ini dirancang untuk mengambil data lalu lintas pengunjung dan melacak arus pelanggan, serta memberikan pemahaman komprehensif kepada toko ritel tentang perilaku pelanggan di dalam toko.
Kedua, "Whale Echo", platform ini dirancang sebagai alat penting untuk mengukur dan memonitor kualitas servis tim sales di toko dan juga sentimen pelanggan terhadap brand, dengan menganalisis percakapan, hal ini memberikan wawasan tentang bagaimana pelanggan melihat promosi penjualan dan membantu brand untuk menyempurnakan strategi komunikasi mereka.
Ketiga, "Whale Cast", platform ini dirancang untuk brand yang memanfaatkan streaming langsung, platform ini menyediakan analisis yang kuat pada operasi streaming langsung mereka, memastikan bahwa mereka tetap menarik dan efektif.
Keempat, "Whale Harbor", platform ini dirancang untuk menyederhanakan operasi pemasaran online, memastikan bahwa brand dapat menjangkau dan berinteraksi secara efektif dengan audiens mereka di ruang digital.
Manager International Program Plug and Play Tech Center Indonesia, Amelia Permata menambahkan, pihaknya selaku perusahaan Co-host Whale di Indonesia telah lama bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan asal Singapura. Karena itu pihaknya senang dapat mendukung Whale di hadir di Indonesia.
“Teknologi Singapura dan Indonesia berkembang pesat. Jadi, Whale adalah salah satu startup yang paling banyak diminati dalam program Global Innovation Alliance bulan lalu.
"Dan itulah mengapa kami senang bisa mendukung mereka dan semoga kami bisa membawa pertumbuhan inovasi tidak hanya di Singapura tapi juga untuk Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: ChatGPT Paling Banyak Diminati di Indonesia, Manfaatkan Platform Pelatihan Ini
(*)